GHIBAH ( PEUGAH KEU GOP ) DOSA BESAR
GHIBAH ( PEUGAH KEU GOP ) DOSA BESAR
11,06,2020
Aratitel
Mini tentang ibadah,
Oleh:Walid
Blang Jruen
Mahasiswa
Pasca Lhokseumawe
Ghibah itu haram
Ummu Abdillah Al-Wadi’iyah berkata:
Ghibah itu diharamkan, sedikit maupun banyak. Di dalam Sunan Abu Dawud
tercantum sebuah hadits yang diriwayatkan dari jalan ‘Aisyah. Beliau berkata:
حَسْبُكَ مِنْ صَفِيَّةَ كَذَا وَكَذَا
قَالَ غَيْرُ مُسَدَّدٍ تَعْنِي قَصِيرَةً فَقَالَ لَقَدْ قُلْتِ كَلِمَةً لَوْ
مُزِجَتْ بِمَاءِ الْبَحْرِ لَمَزَجَتْهُ
“Wahai Rasulullah, cukuplah menjadi
bukti bagimu kalau ternyata Shafiyah itu memiliki sifat demikian dan demikian.”
Salah seorang periwayat hadits menjelaskan maksud ucapan ‘Aisyah bahwa Shafiyah
itu orangnya pendek. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh
engkau telah mengucapkan sebuah kalimat yang seandainya dicelupkan ke dalam
lautan maka niscaya akan merubahnya.”
Pengertian
Ghibah ( Peugah keu gop )
Pengertian
ghibah dapat diketahui dengan memperhatikan sebuah hadits yang diriwayatkan
oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya. Beliau membawakan sebuah riwayat: Yahya
bin Ayyub menceritakan kepada kami, demikian pula Qutaibah dan Ibnu Hajar.
Mereka mengatakan: Isma’il bin Al-‘Allaa’ menceritakan hadits kepada kami dari
jalan ayahnya dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa ‘ala aalihi wa sallam bersabda:
أَتَدْرُونَ مَا
الْغِيبَةُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا
يَكْرَهُ قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ
فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ
“Tahukah kalian apa itu ghibah?”, Mereka
menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliau bersabda, “Yaitu engkau
menceritakan tentang saudaramu yang membuatnya tidak suka.” Lalu ditanyakan
kepada beliau, “Lalu bagaimana apabila pada diri saudara saya itu kenyataannya
sebagaimana yang saya ungkapkan?” Maka beliau bersabda, “Apabila cerita yang
engkau katakan itu sesuai dengan kenyataan maka engkau telah meng-ghibahinya.
Dan apabila ternyata tidak sesuai dengan kenyataan dirinya maka engkau telah
berdusta atas namanya (berbuat buhtan).” (HR. Muslim. 4/2001. Dinukil dari
Nashihatii lin Nisaa’, hal. 26)
Allah ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلا
تَجَسَّسُوا وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ
لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ
تَوَّابٌ رَحِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. dan
janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah sebagian kalian
menggunjingkan (ghibah) sebagian yang lain. Adakah seorang di antara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujuuraat: 12)
Rasul SAW Bersabda:
من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل
خيرا أو ليصمت
“Barang siapa yang beriman kepada Allah
dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari
dan Muslim)
Demikianlah artikel mini ini semoga bermamfaat bagi penulis juga pembaca ,Billahi Taufik Walhidayah Assalamualaikum Warahmatullahiwabarakatuh
Komentar