Terlalu cinta kepada Dunia

Terlalu cinta kepada Dunia sehingga mereka sanggup. Menghambakan Diri Kepada Dunia dengan Amal Ibadah
Oleh: Waled

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ;أَمَّا بَعْدُأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ اَلَّذِىْ لاَاِلهَ اِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ اِلَيْهِاَللهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمْ. وَمِنْكَ السَّلاَمْ. وَاِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمْ. فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمْ. وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَ السَّلاَمْ. تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَاذَا الجَلاَلِ وَالاِكْرَامْ.اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada Rasulullah serta kepada  keluarga dan para sahabatnya beliau sekalian

>Menghambakan Diri Kepada Dunia

Al-Qur'an telah mengabarkan tentang kaum yang tersesat dan sebab mereka memilih kesesatan yang karenanya Allah menutup pintu hidayah dari mereka. Allah berfirman (QS. Al-Nahl: 106-109),

مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ وَلَكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ  ذَلِكَ بِأَنَّهُمُ اسْتَحَبُّوا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا عَلَى الْآَخِرَةِ وَأَنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ  أُولَئِكَ الَّذِينَ طَبَعَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ  لَا جَرَمَ أَنَّهُمْ فِي الْآَخِرَةِ هُمُ الْخَاسِرُونَ 
Artinya;
"Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar. Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir. Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang lalai. Pastilah bahwa mereka di akhirat nanti adalah orang-orang yang merugi." 

Mereka, dalam ayat di atas, yang dihukumi benar-benar murtad dari Islam karena berharap lebih kepada kemewahan dunia dan tidak rindu kepada akhirat. Maka saat mereka lebih memilih kekufuran atas iman, Allah mengharamkan hidayah dari mereka. Sehingga Allah tidak menunjuki mereka dan menyematkan kekufuran atas mereka. Allah menutup mati hati, pendengaran dan penglihatan mereka sehingga tak memasukkan kebaikan sedikitpun kedalamnya. Akibatnya, Allah mengharamkan rahmat-Nya yang sangat luas, jika datang petunjuk kepada mereka, segeralah ditolaknya. Karena itu, diakhirat, mereka benar-benar merugi; dijauhkan dari surga dan dimasukkan ke dalam neraka.

Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya berkata: "Allah Ta'ala mengabarkan tentang orang yang kafir kepadanya setelah beriman dan mengetahui kebenaran serta melapangkan dadanya kepada kekafiran dan merasa tentram kepadanya: Allah murka terhadap mereka karena telah mengetahui iman lalu menyimpang darinya. Kemudian (Allah mengabarkan) bahwa bagi mereka adzab yang pedih di akhirat, dikarenakan mereka lebih mencintai dunia daripada akhirat. Mereka lebih memilih murtad karena dunia sehingga Allah tidak memberi petunjuk pada hati mereka dan tidak meneguhkan mereka di atas agama yang benar. Allah mengunci mati hati mereka sehingga mereka tidak bisa memahami apapun yang bermanfaat bagi mereka. Begitu juga Allah mengunci pendengaran dan penglihatan mereka sehingga tidak bisa mengambil manfaat darinya. Dan semua itu tak berguna sedikitpun bagi mereka. Mereka lalai dari tujuan diciptakannya mereka."

Al-Qur'an juga menceritakan seorang alim dari Bani Israil,bernama syeh  Bal'am (menurut Abdullah bin Mas'ud) yang meninggalkan kebenaran karena kecintaannya kepada dunia. Allah telah memberikan kepadanya ayat-ayat-Nya, lalu ditinggalkannya. Allah Ta'ala berfirman (QS. Al-A'raf: 175-176),


وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آَتَيْنَاهُ آَيَاتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ذَلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآَيَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

Artinya;
"Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri daripada ayat-ayat itu lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat) nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berpikir." 

Sebab kesesatan Bal'am adalah karena dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah. Maksudnya, ia lebih cenderung kepada perhiasan dan gemerlapnya kehidupan dunia, tenggelam dalam kelezatan dan kenikmatannya, sehingga ia tertipu olehnya sebagaimana tertipunya orang-orang yang bodoh. Sehingga Al-Qur'an menyerupakannya dengan anjing dalam kesesatannya. Dia tetap berada di atas kesesatannya dan tidak mau mengambil petunjuk, baik dia diseru kepada iman atau tidak, sehingga syeh Bal'am menjadi seperti anjing yang tetap menjulurkan lidahnya, baik dia dihalau atau dibiarkan. Demikianlah keadaan Bal'am, ada atau tidaknya nasehat dan dakwah kepada iman, sama saja baginya.  

Karena itu, Al-Qur'an sering mengingatkan agar berhati-hati dan waspada terhadap dunia. Karena telah banyak yang tertipu olehnya. Allah Ta'ala berfirman (QS. Luqman: 33),

فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ
Artinya:
"Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (setan) memperdayakan kamu dalam (menaati) Allah (QS. Faathir: 5)

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ
Artinya:
"Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syetan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah."

Bahwa kebangkitan dan hisab serta pembalasan amal benar-benar ada dan akan terjadi. Jika demikian, hendaknya mereka menyiapkan bekal untuk ke sana dengan memanfaatkan waktu dan kesempatan yang dimilikinya untuk beramal shalih. Jangan sampai kenikmatan dunia, kesenangan dan semangat mencarinya memalingkan dari tujuan utama diciptakannya, yakni untuk menghambakan diri kepada Allah dengan melaksanakan ibadah kepada-Nya semata.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah mengenai Hari Raya Idul Fitri

MAKALAH TENTANG SISTIM EKONOMI ISLAM

POTRET IMAGENASI DIKISAHKAN OLEH APAYUS ALUE GAMPOENG TENTANG Kebangkitan Daulah Bani Abbasiyah