MENYAMBUT TAHUN BARU ISLAM

 Dayah Malikussaleh
Tgk.R.Abdillah,SE.,MA
1.muharram1440,H

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Dengan Nama ALLah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

  الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
 Segala puji Bagi Allah Yang Memiliki Sekalian Alam ini



  
Tatkala lisan hendak dijaga,namun khilaf dan salah tetap saja ada.Nyatalah bahwa sempurna bukanlah milik kita manusia ...Tapi milik Allah semata, ma'af memang tak bisa mengubah masa lalu, namun bisa memperindah masa depan. Maka Izinkanlah Kami mengucapkan kata"Selamat Tahun Baru Islam 1440H  mohon maaf atas semua kesalahan " Semoga kita menjadi manusia yang berguna bagi Agama islam sepanjang masa 
      Mari mengenang pergantian tahun hijriyah ini kita gunakan untuk melakukan muhasabah atau evaluasi. Agar kita menjadi lebih baik dari kemarin.
Apabila tidak, insya Allah kita hanya akan mengulang-ulang apa yang sudah, atau bahkan lebih buruk. Khalifah Umar bin Khathab berkata;

حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا
"Hisablah diri sendiri sebelum kelak kalian dihisab (pada hari kiamat)."

Kesukaan kita justru menghisab orang lain, sehingga lupa menghisab diri sendiri Semoga kita meningkatkan diri untuk menjadi lebih baik, Selamat tahun baru 1440 Hijriyyah.

A.Sunnah Puasa pada 10 hari pertama bulan Muharram

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurariroh berkata, ”Rasulullah SAW bersabda:
_Puasa yang paling afdhal setelah bulan Ramadhan adalah bulan Allah al Muharram dan shalat yang paling afdhal setelah shalat fardhu adalah shalat malam._”

Didalam Syarhnya, Imam Nawawi mengatakan bahwa bulan ini (Muharram) adalah bulan yang paling utama untuk berpuasa.

Ada pendapat ulama yang menyebutkan bahwa yang paling utama untuk berpuasa dari bulan Muharram ini adalah sepuluh hari pertama, sebagaimana dikatakan al Mardawi didalam kitab “al Inshaf” _bahwa yang paling utama dari bulan Muharram adalah hari kesepuluh atau Asyura lalu hari kesembilan atau tasu’a lalu sepuluh hari pertama_.

Ibnu Rajab didalam kitab “Latha’if al Ma’arif” juga menyebutkan bahwa yang paling utama dari bulan Allah al Muharram adalah _sepuluh hari pertama_.’

Kemudian juga dinukil dari Abi ‘Utsman an Nahdiy berkata bahwa mereka menganggungkan sepuluh hari yang tiga, yaitu : _sepuluh hari pertama bulan Ramadhan, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan sepuluh hari pertama bulan Muharram_.

B. Sunnah Membaca Doa Akhir Tahun

Bacalah doa ini tiga kali saat menjelang akhir tahun baru Islam, bisa dilakukan sesudah ashar atau sebelum maghrib pada tanggal 29 atau 30 Dzulhijah. Dengan doa ini kita memohon ketika kita akan mengakhiri perjalanan tahun yang akan ditinggalkan ini akan mendapatkan ampunan dari Allah Swt. atas perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh-Nya, dan apabila dalam tahun yang akan ditinggalkannya itu ada perbuatan-perbuatan yang diridhai oleh Allah Swt yang kita kerjakan, maka mohonlah agar amal shaleh tersebut diterima oleh Allah Swt.

Doa Akhir Tahun:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ فِى هَذِهِ السَّنَةِ مِمَّا نَهَيْتَنِى عَنْهُ فَلَمْ اَتُبْ مِنْهُ وَلَمْ تَنْسَهُ وَحَلِمْتَ عَلَىَّ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِى وَدَعَوْتَنِى اِلَى التَّوْبَةِ بَعْدَ جَرَا ئَتِى عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّى اَسْتَغْفِرُكَ فَغْفِرْلِى وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِى عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَاَسْأَلُكَ اَللَّهُمَّ يَاكَرِيْمُ يَاذَ الْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ اَنْ تَتَقَبَّلَهُ مِنِّى وَلاَ تَقْطَعَ رَجَائِى مِنْكَ يَاكَرِيْمُ وَصَلَى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW,beserta para keluarga dan sahabatnya. Ya Allah, segala yang telah ku kerjakan selama tahun ini dari apa yang menjadi larangan-Mu, sedang kami belum bertaubat, padahal Engkau tidak melupakannya dan Engkau bersabar (dengan kasih sayang-Mu), yang sesungguhnya Engkau berkuasa memberikan siksa untuk saya, dan Engkau telah mengajak saya untuk bertaubat sesudah melakukan maksiat. Karena itu ya Allah, saya mohon ampunan-Mu dan berilah ampunan kepada saya dengan kemurahan-Mu.
Segala apa yang telah saya kerjakan, selama tahun ini, berupa amal perbuatan yang Engkau ridhai dan Engkau janjikan akan membalasnya dengan pahala, saya mohon kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah, wahai Dzat Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan, semoga berkenan menerima amal kami dan semoga Engkau tidak memutuskan harapan kami kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah.
Dan semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan atas penghulu kami Muhammad, Nabi yang Ummi dan ke atas keluarga dan sahabatnya.

C. Sunnah Membaca Doa Awal Tahun

Bacalah doa ini tiga kali saat kita memasuki tanggal 1 Muharam. Bisa dilakukan selepas maghrib atau pun sesudahnya. Dengan doa ini kita sebagai Mu’min memohon kepada Allah Swt. agar dalam memasuki tahun baru ini kita dapat meningkatkan amal kebajikan dan ketaqwaan.

Doa Awal Tahu serta Amalan yang Baik
1. Puasa

Salah satu amalan yang dapat dilaksanakan pada awal hari pertama bulan Muharram adalah puasa.
Al-Hafidh Ibnu Hajar al-Asqalani meriwayatkan :

من صام آخر يوم من ذي الحجة وأوّل يوم من المحرّم جعله الله تعالى له كفارة خمسين سنة، وصوم يوم من المحرم بصوم ثلاثين يومًا

Barang siapa berpuasa pada akhir dari bulan Zulhijjah dan awal dari bulan Muharram akan Allah jadikan baginya keampunan lima tahun dan puasa sehari di bulan Muharram bagaikan puasa 30 hari.

Bulan Muharram adalah bulan yang sangat di anjurkan untuk berpuasa terlebih lagi di sepuluh awal bulan Muharram, terutama pada hari Tasu`a (9 Muharram) dan Asyura (10 Muharram). Bahkan bulan Muharram adalah bulan yang lebih utama untuk berpuasa setelah bulan Ramadhan.

2. Doa-doa di awal tahun
Banyak doa yang warid dari Rasulullah dan yang di amalankan oleh para ulama pada awal tahun, Membaca ayat kursi sebanyak 360 kali disertai dengan basmalah pada setiap kali bacaan, kemudian dilanjutkan dengan membaca doa di bawah ini:

اللّهُمَّ يَا مُحَوِّلَ الأَحْوَالِ حَوِّلْ حَالِيْ إِلَى أَحْسَنِ الأَحْوَالِ بِحَوْلِكَ وَقُوَّتِكَ يَا عَزِيْزُ يَا مُتَعَال، وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّم

Imam Sayyid Zaini Dahlan mengatakan bahwa beliau selalu mengamalkan amalan tersebut setiap awal tahun dan sangat berfaedah sebagai benteng dari syaithan. Guru beliau Syeikh Usman ad-Dimyathy juga selalu mengamalkan amalan tersebut Syeikh Hasan al-`idawy al-Hamzawy mengatakan bahwa faedah amalan tersebut adalah memelihara pengamalnya dalam setahun tersebut dari hal-hal yang ia benci.

3.Membaca doa di bawah ini sebanyak tiga kali :

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ                
 ، الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (اَللّهُمَّ) صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تَمْلَأُ خَزَائِنَ اللهِ نُوْرًا، وَتَكُوْنُ لَنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ فَرَجًا وَفَرَحًا وَسُرُوْرًا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. (اَللّهُمَّ) أَنْتَ الْأَبَدِيُّ الْقَدِيْمُ الْأَوَّلُ، وَعَلَى فَضْلِكَ اْلعَظِيْمِ وَكَرِيْمُ جُوْدِكَ الْعَمِيْمُ الْمُعَوَّلُ، وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ الْأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَاْلاِشْتِغَالِ بِمَا يُقَرِّبُنِي إلَيْكَ زُلْفَى، يَا ذَا الْجَلَالِ وَاْلإكْرَامِ، وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ.

4.Doa ini berfaedah memelihara manusia dari gangguan syaithan pada tahun tersebut.

Doa Nabi Khidir as.
Disebutkan dalam satu riwayat bahwa Imam Ghazali menceritakan : saya berada di Makkah pada awal hari tahun baru Hijriyah, saya melakukan thawaf Baitil Haram. Kemudian tergores dalam hati saya supaya bisa melihat Nabi Khidir as pada hari tersebut, kemudian Allah mengilhami saya untuk berdoa, maka saya berdoa supaya Allah menghimpunkan saya dengan Nabi Khidir pada hari tersebut. Belum selesai saya berdoa tampaklah bagiku Nabi Khidir di tempat Thawaf, sayapun berthawaf bersama beliau dan mengerjakan apa yang beliau kerjakan, dan mengikuti bacaannya sehingga selesai thawaf, kemudian saya duduk sambil melihat rumah yang mulia (ka`bah) kemudian beliau berpaling kepada saya dan berkata “hai Muhammad, apa yang membuatmu meminta kepada Allah untuk menghimpunkan saya dengan dirimu pada hari ini di tanah haram yang mulia ini”? Saya menjawab “Ya Sayyidi, hari ini adalah tahun baru, saya mencintai mengikuti engkau dalam menghadapi tahun baru dengan ibadat dan tadharu’mu”. Nabi Khidir menjawab “ya”. Kemudian beliau berkata “rukuklah dengan rukuk yang sempurna”. Maka saya segera berdiri dan shalat sebagaiman beliau perintahkan, ketika selesai dari shalat beliau berkata “berdoalah dengan doa ma’tsur ini yang menghimpunkan bagi kebaikan dan barakah”. Doa tersebut adalah :

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
 ، الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. (اَللّهُمَّ) إنِّي أسْأَلُكَ بِكَ أَنْ تُصَلِّيَ وَتُسَلِّمَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى سَائِرِ الْأنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِمْ وَصَحْبِهِمْ أجْمَعِيْنَ، وَأنْ تَغْفِرَ لِي مَا مَضَى وَتَحْفِظَنِي فِيْمَا بَقِيَ يَا أرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. (اَللّهُمَّ) هَذِهِ سَنَةٌ جَدِيْدَةٌ مُقْبِلَةٌ لَمْ أعْمَلُ فِي ابْتِدَائِهَا عَمَلاً يُقَرِّبُنِي إلَيْكَ زُلْفَى غَيْرَ تَضَرُّعِي إلَيْكَ؛ فَأسْألُكَ أنْ تُوَفِّقَنِي لِمَا يُرْضِيْكَ عَنِّي مِنَ الْقِيَامِ بِمَا لَكَ عَلَيَّ مِنْ طَاعَتِكَ، وَألْزَمْتَنِيَ الْإخْلَاصَ فِيْهِ لِوَجْهِكَ اْلكَرِيْمِ فِي عِبَادَتِكَ، وَأسْألُكَ إتْمَامَ ذَلِكَ عَلَيَّ بِفَضْلِكَ وَرَحْمَتِكَ (اَللّهُمَّ) إنِّي أسْأَلُكَ خَيْرَ هَذِهِ السَّنَةِ الْمُقْبِلَةِ؛ يُمْنَهَا وَيُسْرَهَا، وَأَمْنَهَا وَسَلَامَتَهَا، وَأعُوْذُ بِكَ مِنْ شُرُوْرِهَا وَصُدُوْدِهَا، وَعُسْرِهَا وَخَوْفِهَا وَهَلَكَتِهَا، وَأرْغَبُ إلَيْكَ أنْ تَحْفِظَ عَلَيَّ فِيْهَا دِيْنِيَ الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أمْرِي وَدُنْيَايَ الَّتِي فِيْهَا مَعَاشِي، وَتُوَفِّقَنِي فِيْهَا إلَى مَا يُرْضِيْكَ عَنِّي فِي مِعَادِي، يَا أكْرَمَ اْلأكْرَمِيْنَ، وَيَا أرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ دَعْوَاهُمْ فِيْهَا سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيْهَا سَلَامٌ، وَآخِرُ دَعْوَاهُمْ أنِ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Salah satu doa yang berfaedah memelihara diri dari syaithan dalan setahun adalah doa bawah ini, dibaca setiap hari dari hari pertama Muharram hingga sepuluh Muharram sebanyak tiga kali:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

اَللّهُمَّ إنَّكَ قَدِيْمٌ وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أقْبَلَ، وَسَنَةٌ جَدِيْدَةٌ قَدْ أقْبَلَتْ، نَسْألُكَ مِنْ خَيْرِهَا وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا، وَنَسْتَكْفِيْكَ فَوَاتَهَا وَشُغْلَهَا، فَارْزُقْنَا الْعِصْمَةَ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، اَللّهُمَّ إنَّكَ سَلَّطْتَ عَلَيْنَا عَدُوًّا بَصِيْرًا بِعُيُوْبِنَا، وَمُطَّلِعًا عَلَى عَوْرَاتِنَا، مِنْ بَيْنِ أيْدِيْنَا وَمِنْ خَلْفِنَا، وَعَنْ أيْمَانِنَا وَعَنْ شَمَائِلِنَا، يَرَانَا هُوَ وَقَبِيْلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا نَرَاهُمْ، اَللّهُمَّ آيِسْهُ مِنَّا كَمَا آيَسْتَهُ مِنْ رَحْمَتِكَ، وَقَنِّطْهُ مِنَّا كَمَا قَنَّطْتَهُ مِنْ عَفْوِكَ، وَبَاعِدْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُ كَمَا حُلْتَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ مَغْفِرَتِكَ، إنَّكَ قَادِرٌ عَلَى ذَلِكَ، وَأنْتَ الْفَعَّالُ لِمَا تُرِيْدُ، وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.


Referensi ;

1.Syeikh Abdul Hamid Qudus, Kanz Najah wa al-Surur fi Ad`iyyah allati Tusyrih al-Shudur.

Narasumber; ABU MUDI

 Daftar pustaka;

2.A.  Hanafi, M. A. Pengantar Theology  Islam, Jakarta Alhusna Zikra, 1995

3.Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesi, Pustaka Progresif cet25, 2002

4.Al-Syahrastani, Muhammad Ibn Abd  al-Karim, Muhammad Ibn al-Fath Allah al- Badran, Al-Milal wa al-Nihal, Terjemahan Asywadie Syukur PT. Bina Ilmu, Surabaya, 2006
5.A.  Hasjimy, Sejarah Kebudayaan Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1975

6.Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, Logos Wacana Ilmu, Ciputat 1997

7.Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam, Melacak Akar - akar Sejarah, Politik, dan Budaya Umat Islam, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004

8.Abu Hasan al-Asyari, Ajaran-ajaran Asy’ari, terjemahan  dari al-Ibanah an Ushul al- Diyanah oleh Afif Mohammad dan H. A. Solihin Rasyidi, Pustaka, Bandung,
1986.

9.Abdul Jabbar, al-Qadli, Syarh al-Ushul al-Khamsah, Kairo, Maktabah Wahbah,1965. 
10.Ahmad Ammin, Dhuha-al-Islam, Juz III, Maktabah An-Nahdah Al- Mishriyyah, Mesir 1965


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah mengenai Hari Raya Idul Fitri

MAKALAH TENTANG SISTIM EKONOMI ISLAM

POTRET IMAGENASI DIKISAHKAN OLEH APAYUS ALUE GAMPOENG TENTANG Kebangkitan Daulah Bani Abbasiyah