BENARKAH NABI ISA DISALIB DAN SAAT TURUN KE BUMI MENJALANKAN HUKUM SYARIAT NABI MUHAMMAD

BENARKAH NABI ISA DISALIB DAN SAAT TURUN KE BUMI MENJALANKAN HUKUM SYARIAT NABI MUHAMMAD

Universitas Islam Dunia

ditulis 0leh Walid Blang Jruen

22hijjriyah1441, Kajian Islam

A.Latar Belakang

Maryam perempuan yang sangat menjaga kesucian dirinya. Ia tidak sembarangan berdekatan dengan laki-laki yang bukan mahramya.Pada suatu hari, Maryam terkejut. Dia melihat seorang pria yang berdiri di dekatnya. Dan pria tersebut tak lain adalah Malaikat Jibril “Sesungguhnya aku hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci.” Ujar Malaikat Jibril. “Bagaimana bisa bagiku untuk mendapatkan seorang anak laki-laki sedangkan tidak seorang pun menyentuhku dan aku bukan pula seorang pezina” Jawab Maryam. kemudianp Allah berfirman dengan perantara Jibril, “Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehen dak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata Kepadannya”Jadilah”, lalu jadilah dia” (QS Ali Imran, 42-47).

وَإِذْ قَالَتِ الْمَلاَئِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللّهَ اصْطَفَاكِ وَطَهَّرَكِ وَاصْطَفَاكِ عَلَى نِسَاء الْعَالَمِينَ -٤٢- يَا مَرْيَمُ اقْنُتِي لِرَبِّكِ وَاسْجُدِي وَارْكَعِي مَعَ الرَّاكِعِينَ -٤٣- ذَلِكَ مِنْ أَنبَاء الْغَيْبِ نُوحِيهِ إِلَيكَ وَمَا كُنتَ لَدَيْهِمْ إِذْ يُلْقُون أَقْلاَمَهُمْ أَيُّهُمْ يَكْفُلُ مَرْيَمَ وَمَا كُنتَ لَدَيْهِمْ إِذْ يَخْتَصِمُونَ -٤٤- إِذْ قَالَتِ الْمَلآئِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِّنْهُ اسْمُهُ الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَجِيهاً فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ -٤٥- وَيُكَلِّمُ النَّاسَ فِي الْمَهْدِ وَكَهْلاً وَمِنَ الصَّالِحِينَ -٤٦- قَالَتْ رَبِّ أَنَّى يَكُونُ لِي وَلَدٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِي بَشَرٌ قَالَ كَذَلِكِ اللّهُ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ إِذَا قَضَى أَمْراً فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُن فَيَكُونُ -٤٧- وَيُعَلِّمُهُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرَاةَ وَالإِنجِيلَ -٤٨-

Artinya:

Dan (ingatlah) ketika para malaikat berkata, “Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah telah memilihmu, menyucikanmu, dan melebihkanmu di atas segala perempuan di seluruh alam (pada masa itu).42. Wahai Maryam! Taatilah Tuhanmu, sujud dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk.”43/ Itulah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), padahal engkau tidak bersama mereka ketika mereka melemparkan pena mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan engkau pun tidak bersama mereka ketika mereka bertengkar.44. (Ingatlah), ketika para malaikat berkata, “Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu tentang sebuah kalimat (fir-man) dari-Nya (yaitu seorang putra), namanya Al-Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat, dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),45. dan dia berbicara dengan manusia (sewaktu) dalam buaian dan ketika sudah dewasa, dan dia termasuk di antara orang-orang shalih.”46/ Dia (Maryam) berkata, “Ya Tuhanku, bagaimana mungkin aku akan mempunyai anak, padahal tidak ada seorang laki-laki pun yang menyentuhku?” Dia (Allah) berfirman, “Demikianlah Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.47 Dan Dia (Allah) mengajarkan kepadanya (Isa) Kitab, Hikmah, Taurat, dan Injil.48

Tak selang beberapa lama, Maram pun kemudian hamil. Ketika kandungan mulai semakin besar, orang pertama yang mengetahui hal tersebut adalah Yusuf bin Ya’kub an Najjar. Maryam mendapat tuduhan atas kehamilan tanpa suami. Saat melahirkan putranya Isa Almasih, berbagai tuduhan zina datang sili berganti. Atas izin Allah, Isa Almasih tiba-tiba berbicara sebagaimana yang tercantum dalam Alqur'an Allah berfirmanQS Maryam: 27-33:

Artinya:

“Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: ‘Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat munkar:27 Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang penjahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang penzina.28 Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: ‘Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam gendongan.29 Namun, anak itu berkata, “Perhatikanlah, aku adalah hamba Allah. Dia memberiku wahyu dan menjadikanku seorang nabi,30. Dan menjadikanku seorang yang diberkati di mana pun aku berada; dan Dia memerintahkan kepadaku shalat dan derma selama aku hidup,31. Dan [telah memberkatiku dengan] pengabdian kepada ibuku; dan Dia tidak menjadikanku seorang yang sombong atau tercabut dari rahmat.32 Karena itu, kedamaian dilimpahkan kepadaku pada hari aku dilahirkan, dan [akan dilimpahkan kepadaku] pada hari aku diwafatkan, serta pada hari ketika aku akan dibangkitkan hidup [kembali] 33. (QS Maryam: 27-33).

B.Bahasan Masalah

Nabi Isa as nabi dan Nabi Idris as, Khidir as dan Ilyas as yang masih hidup sampai sekarang. Perbedaannya, nabi Isa as dan nabi Idris as hidup di langit,  nabi Idris dan nabi Ilyas Hidup di bumi. Pada saat dunia hampir kiamat nabi Isa akan turun ke bumi untuk membunuh Dajjal.

a.), Bila timbul Pertanyaan 

1.Apakah Nabi Isa Saat turun ke bumi untuk membunuh Dajjal, nabi Isa as akan menjalankan/menghukum dengan syariat nabi kita Muahmmad SAW karena syariat Nabi Muhammad SAW kekal hingga hari kimat atau syariat lainnya  sebab beliau adalah seorang nabi?

2.Jika nabi Isa as akan beramal dengan syariat nabi Muhammad saw, apakah beliau akan Taklid kepada salah satu Imam mazhab yang empat atau berijtihad sendiri?

3. benarkah Nabi Isa disalib?

b.), Maka yang wajib kita Jawab adalah:

1.Telah sepakat ulama (Ijmak) bahwa pada saat nabi Isa as turun ke bumi beliau akan menghukum dan bersabda dengan syariat nabi saw. Dalam satu riwayat dari Ibnu Asakir disebutkan bahwa nabi Isa as akan melaksanakan seluruh shalat lima waktu dan mendirikan shalat jumat, yang mana keduanya tidak ditemui pada selain umat ini (Syariat nabi saw)

2.Nabi Isa as tidak akan Taklid kepada salah satu Imam Mazhab, karena dibandingkan dengan para Mujtahid beliau lebih Afzal dengan Ijtihad karena status beliau nabi. Cara nabi Isa as belajar syariat kita adalah dengan berijtihad langsung dari Alquran karena tidak kurang suatu apapun darinya untuk berijtihad dari Al quran. Berbeda dengan kita yang mem butuhkan disiplin Ilmu lain untuk bisa Berij tihad dari Alquran. Status beliau sama sep erti nabi kita Muhammad saw yang sangg up dan langsung memahami seluruh  hukum dari Alquran. 

3.Ibnu Katsir dalam tak menyebut rincian siapakah yang diserupakan wajahnya deng an Nabi Isa, apakah Yudas atau murid Nabi Isa yang lain. Namun ia menegaskan bahwa yang ditangkap Yahudi adalah orang lain yang diserupakan wajahnya. “Al Qur’an Al Karim menegaskan bahwa Allah Yang Maha Agung tak membiarkan Yahudi membunuh Nabi Isa ataupun menyalibnya. Yang terjadi adalah, Allah menyelamatkan Nabi Isa dari musuh-musuhnya dan mengangkatnya ke langit. Mereka tak pernah membunuh Nabi Isa, yang mereka bunuh adalah orang lain,” demikian penjelasan Ibnu Katsir.

Imam Syafi'i pernah berkata:'' Setiap hukum yang diputuskan oleh nabi, maka semuanya adalah hasil yang beliau pahami dari Alquran". Maka sebagiamana nabi kita, begitu juga nabi Isa as yang langsung bisa memahami hukum dari Alquran atau bahkan merawi hadis dari nabi Muhammad saw, karena beliau pernah beberapa kali berjumpa dengan nabi Muhammad saw saat beliau (nabi saw) masih hidup. Karena pernah berjum dengan nabi saw, maka status nabi Isa as adalah salah seorang dari sahabat Rasululluah saw. Jadi selain dari Alquran, beliau juga berpedoman pada hadis nabi saw untuk memutuskan hukum, boleh jadi beliau akan belajar langsung kepada rasulullah saw .Dalam Fatawa Hadisyah, Ibnu Hajar al-Haitami, hal. 128-129, cet. Darul Fikri, Bairut/Lebanon.

C.Keraguan Yahudi

Saat seorang berwajah Nabi Isa disalib hingga mati, Yahudi berkata dengan sombong, “Sesungguhnya kami telah membunuh Isa putra Maryam, yaitu utusan Allah,” (QS. An-Nisaa’: 157). Padahal sebelumnya, saat pengepungan kediaman Isa, mereka meragukan sendiri apa yang telah mereka rencanakan.

Saat menangkap seorang berwajah Isa, mereka para Yahudi menghitung orang-orang yang keluar dari kediaman sang utusan Allah. Ternyata mereka hanya menghitung 12 orang, yakni sejumlah murid Nabi Isa. Saat itu mereka ragu karena seharusnya ada 13 orang jika dihitung bersama Nabi Isa. Alhasil, mereka ragu-ragu dengan orang yang ditangkap apakah benar-benar Nabi Isa atau bukan.

Allah mengungkapkan keraguan mereka dalam Al Qur’an. Allah berfirman,

ayang artinya:

“Sesungguhnya orang-orang yang bersel isih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuhitu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.

Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (QS. An Nisa: 157-159).

فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ وَكُفْرِهِمْ بِآيَاتِ اللَّهِ وَقَتْلِهِمُ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَقَوْلِهِمْ قُلُوبُنَا غُلْفٌ بَلْ طَبَعَ اللَّهُ عَلَيْهَا بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا (155) وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا (156) وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا (157) بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا (158) وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا (159)

Artinya:

Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan) disebabkan mereka melanggar perjanjian itu dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan, "Hati kami tertutup." Bahkan sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa), dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan mereka, "Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah," padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu. kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa, tetapi (yang sebenarnya) Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa akan menjadi saksi terhadap mereka. Di antara dosa-dosa yang mereka lakukan hingga menyebabkan mereka pasti dilaknat, diusir dari rahmat-Nya, dan dijauhkan dari jalan petunjuk, yaitu mereka telah melanggar janji-janji dan ikatan-ikatan yang telah diambil dari mereka; juga karena kekufuran mereka terhadap ayat-ayat Allah, yakni hujah-hujah dan bukti-bukti kekuasaan-Nya serta mukjizat-mukjizat yang mereka saksikan dengan mata kepala sendiri dari tangan para nabi mereka.

Hingga kini, Nabi Isa masih hidup dan ada di atas langit. Kelak di hari kiamat tiba, Nabi Isa akan turun dengan beberapa tugas yang beliau  kerjakan. Di antaranya yakni membuktikan kebenaran, mendampingi kepemimpinan Imam Mahdi atas muslimin, dan membinasakan Dajjal. Saat Nabi Isa turun, dunia dihuni orang-orang beriman dan menjadi tempat yang adil, aman lagi makmur.

Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah,

Yang Artinya:

 “Demi Allah, sungguh hampir tiba saatnya putra Maryam itu turun di tengah-tengah kalian sebagai seorang hakim yang adil. Maka ia akan memecahkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah/upeti. Dan (saat itu) harta benda berhamburan sampai-sampai tidak ada seorang pun yang bersedia menerimanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Demikianlah kisah yang terjadi terhadap Nabi Isa. Di mana tepatnya keberadaan sang nabi saat ini, maka hanya Allah yang Maha Mengetahui. Walllahu a'lam Bisawab.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah mengenai Hari Raya Idul Fitri

MAKALAH TENTANG SISTIM EKONOMI ISLAM

POTRET IMAGENASI DIKISAHKAN OLEH APAYUS ALUE GAMPOENG TENTANG Kebangkitan Daulah Bani Abbasiyah