AMAL IBADAH YANG PERTAMA DIHISAB ADALAH SHALAT

 AMAL IBADAH YANG PERTAMA DIHISAB ADALAH SHALAT 

Darul Ulum 26,Sep,2020

Di Tulis Oleh Walid Blang Jruen

Mahasiswa Pasca Rarjana

Lhokseumawe

Umat Islam diperintahkan shAlat wajib 5 waktu. shalat merupakan ibadah wajib bagi umat Islam yang baligh dan berakal, kecuali bagi wanita yang sedang haid dan menjalani nifas. Allah SWT memerintahkan untuk menjalankan shalatfardhu lima waktu.

Bahkan banyak dalil dari Alquran dan hadits tentang keutamaan ibadah shalat. Disebutkan pada Alquran Surah Adz Dzariyat ayat 56 yang artinya:

"Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku"

Ayat di atas menunjukkan jika manusia sesungguhnya diciptakan di dunia agar terus beribadah kepada Allah. Maka dari itu, sebaiknya kita sebagai umat manusia berlomba-lomba dalam beribadah dan berbuat amal baik bagi sesama makhluk ciptaan-Nya.

Tetapi dalam menjalankan kewajiban ibadah ini, haruslah dilakukan dengan ikhlas dan niat semata-mata untuk mendapatkan ridho dari Allah. shalat juga memiliki kedudukan yang mulia.

Bahkan secara tegas dalam sebuah hadits disebutkan bahwa pembeda antara seorang mukmin dan kafir adalah shalat atau tidak.

Nah berikut ulasan mengenai delapan hadits tentang sholat, lengkap dengan keutamaannya,  himpun dari berbagai sumber pada Jumat (8/5).

1.amal ibadah yang pertama kali dihisab adalah shalat 

Oleh karena itu, rusak dan tidaknya amal tergantung pada rusak atau tidaknya ibadah shalat yang dikerjakan oleh hamba itu sndiri, hadist riwayat oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قاَلَ رَسُولُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ ، قَالَ الرَّبُ – عَزَّ وَجَلَّ – : اُنْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ، فَيُكَمَّلُ مِنْهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ ؟ ثُمَّ تَكُونُ سَائِرُ أعْمَالِهِ عَلَى هَذَا رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ ، وَقَالَ : حَدِيثٌ حَسَنٌ 

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.”at Turmidzi, ia mengatakan hadits tersebut hasan. at Turmidzi, dan An-Nasa’i, . Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih.

Dalam riwayat yang lain disebutkan: 

"Yang pertama kali ditanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat adalah perhatian kepada shalatnya. Jika shalatnya baik, dia akan beruntung (dalam sebuah riwayat disebutkan dia akan berhasil). Dan jika shalatnya rusak, dia akan gagal dan merugi." (Thabrani)

2. Ibadah Shalat merupakan sebaik-baik amalan setelah dua kalimat syahadat.

Dari 'Abdillah bin Mas'ud, ia berkata, "Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, 'Amalan apakah yang paling afdhal?' Nabi menjawab, 'Shalat pada waktunya.' Lalu aku bertanya lagi, 'Terus apa?' 'Berbakti pada orang tua,' jawab Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. 'Lalu apa lagi,' aku bertanya kembali. 'Jihad di jalan Allah,' jawab Nabi. 

Selain itu dari 'Abdillah bin 'Umar radhiyallahu 'anhuma, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya: "Islam dibangun atas lima perkara, yaitu : 

(1) bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar untuk diibadahi kecuali Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan-Nya, 

(2) mendirikan shalat, 

(3) menunaikan zakat, 

(4) naik haji ke Baitullah  bagi yang mampu

(5) berpuasa di bulan Ramadhan

Agama Islam ibarat sebuah bangunan kokoh yang menaungi pemeluknya dan menjaganya dari bahaya dan keburukan. Bangunan Islam ini memiliki lima tiang penegak, sebagaimana disebutkan di dalam hadits-hadits yang shahih. Maka alangkah pentingnya kita memahami masalah ini dengan keterangan ulama Islam. Berikut ini adalah hadits-hadits tersebut. 

Hadits Pertama

 عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ 

Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Islam dibangun di atas lima (tonggak): Syahadat Laa ilaaha illa Allah dan (syahadat) Muhammad Rasulullah, menegakkan shalat, membayar zakat, hajji, dan puasa Ramadhan” HR Bukhari,

Hadits Kedua

 عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسَةٍ عَلَى أَنْ يُوَحَّدَ اللَّهُ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَصِيَامِ رَمَضَانَ وَالْحَجِّ فَقَالَ رَجُلٌ الْحَجُّ وَصِيَامُ رَمَضَانَ قَالَ لَا صِيَامُ رَمَضَانَ وَالْحَجُّ هَكَذَا سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 

Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Islam dibangun di atas lima (tonggak),: mentauhidkan (mengesakan) Allah, menegakkan shalat, membayar zakat, puasa Ramadhan, dan hajji”. Seorang laki-laki mengatakan: “Haji dan puasa Ramadhan,” maka Ibnu Umar berkata: “Tidak, puasa Ramadhan dan haji, demikian ini aku telah mendengar dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ”.HR. Muslim,

Hadits Ketiga

 عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ عَلَى أَنْ يُعْبَدَ اللَّهُ وَيُكْفَرَ بِمَا دُونَهُ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ 

Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Islam dibangun di atas lima (tonggak): beribadah kepada Allah dan mengingkari (peribadahan) kepada selainNya, menegakkan shalat, membayar zakat, haji dan puasa Ramadhan”. HR Muslim, 

Hadits Keempat

 قَالَ عَبْدُ اللَّهِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ ِ 

Abdullah (Ibnu Umar) Radhiyallahu ‘anhuma berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salalm bersabda: “Islam dibangun di atas lima (tonggak): Syahadat Laa ilaaha illa Allah dan (syahadat) Muhammad adalah hamba Allah dan RasulNya; menegakkan shalat, membayar zakat, hajji, dan puasa Ramadhan”.HR. Muslim, 

 Hadits Kelima

 عَنْ طَاوُسٍ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَلَا تَغْزُو فَقَالَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ الْإِسْلَامَ بُنِيَ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَصِيَامِ رَمَضَانَ وَحَجِّ الْبَيْتِ ِ 

Dari Thawus, bahwasanya seorang laki-laki berkata kepada Abdullah bin Umar Radhiyallahu anhuma : “Tidakkah Anda berperang?”, maka dia berkata: “Sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,’Sesungguhnya Islam dibangun di atas lima (tanggak): Syahadat Laa ilaaha illa Allah, menegakkan shalat, membayar zakat, puasa Ramadhan; dan hajji’.”HR Muslim, . 

Adapun Kedudukan Hdist

Hadits ini memiliki kedudukan yang agung, karena menerangkan rukun Islam yang merupakan tonggak-tonggak agama yang mulia ini. Di antara perkataan ulama yang menunjukkan keagungan kedudukan hadits ini ialah :


Pertama Imam alQurthubi rahimahullah berkata,”Yang dimaksudkan, bahwa lima ini merupakan dasar-dasar agama Islam dan kaidah-kaidahnya, yang agama Islam dibangun diatasnya, dan dengannya Islam tegak”. Syarh Arba’in Haditsan, hlm. 20, karya Ibnu Daqiqil ‘ 

Kedua Imam an Nawawi rahimahullah berkata,“Sesungguhnya hadits ini merupakan pokok yang besar di dalam mengenal agama (Islam), dan agama (Islam) bersandar di atas hadits ini, dan hadits ini mengumpulkan rukun-rukunnya.” Syarh Muslim, karya Nawawi, 1/152, 3. Syaikh Nazhim Muhammad Sulthan berkata: “Hadits ini memiliki urgensi yang besar, karena hadits ini memberikan penjelasan dasar-dasar dan kaidah-kaidah Islam, yang Islam dibangun di atasnya, yang dengannya seorang hamba menjadi muslim, dan dengan tanpa itu semua seorang hamba lepas dari agama”. Qawaid wa Fawaid minal Arba’in Nawawiyah, hlm. 53

3.Shalat adalah tiang agama.

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Shalat adalah tiang agama, barangsiapa mendirikannya maka sungguh ia telah menegakkan agama (Islam) itu dan barangsiapa meninggalkannya maka sungguh ia telah merobohkan agama (Islam) itu," (Baihaqi).

Islam jika diibaratkan sebagai sebuah bangunan tentu harus memiliki tiang penyangga. Penyangga di sini dimaksudkan agar bangunan itu kokoh kuat dan tidak roboh. Begitu juga dengan Islam.

Dalam hadits di atas dikemukakan bahwa penyangga atau penopang agama Islam ini adalah sholat. Seorang muslim yang selalu mendirikan sholat lima waktu apalagi jika berjamaah, maka ia tengah menguatkan kekokohan agamanya.

4. Shalat merupakan obat hati.

Hadits tentang sholat selanjutnya mengenai shalat sebagai obat hati pelipur lara. Shalat dapat mendatangkan kebahagiaan, kesenangan dan kesempurnaan baik di dunia maupun akhirat. Maka dari itu, mendirikan sholat bisa mendatangkan kenyamanan.

Berdasarkan hadits riwayat An-Nasa'i dan Ahmad Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, yang artinya, "Dijadikan kesenanganku dari dunia berupa wanita dan minyak wangi. Dan dijadikanlah penyejuk hatiku dalam ibadah shalat."

Selain itu, Nabi Muhammad juga meminta sahabatnya Bilal untuk mendirikan shalat. Sebab, ibadah tersebut bisa menyamankan diri seseorang.

Dalam hadits riwayat Abu Dawud, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda, artinya, "Wahai Bilal, berdirilah. Nyamankanlah kami dengan mendirikan shalat."

5. Shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar.

Di antara manfaat shalat adalah dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Dalam surat Al-Ankabuut ayat 45, Allah SWT berfirman yang artinya;

"Bacalah Kitab (Alquran) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah sholat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Ingatlah bahwa firman Allah itu benar dan janji-Nya itu pasti yaitu sholat itu memang bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.

6.Kebaikan yang banyak.

Keutamaan shalat juga dapat memberikan kebaikan yang banyak bagi umat Islam. Berdasarkan hadits riwayat Ahmad, dari 'Abdullah bin 'Umar radhiyallahu 'anhuma, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengingatkan tentang shalat pada suatu hari, kemudian berkata, yang artinya;

"Siapa saja yang menjaga sholat maka dia akan mendapatkan cahaya, petunjuk dan keselamatan pada hari kiamat. Sedangkan, siapa saja yang tidak menjaga shalat, dia tidak akan mendapatkan cahaya, petunjuk dan keselamatan. Dan pada hari kiamat nanti, dia akan dikumpulkan bersama dengan Qarun, Firaun, 

7.Shalat lima waktu menghapus dosa.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda;

"Di antara shalat yang lima waktu, di antara Jumat yang satu dan Jumat lainnya, di antara Ramadhan yang satu dan Ramadhan lainnya, itu akan menghapuskan dosa di antara keduanya selama seseorang menjauhi dosa-dosa besar." HR. Muslim 

8. Perintahkan anak-anak untuk mendirikan shalat.

Sejak anak-anak sudah diperintahkan shalat dan boleh dipukul jika tidak shalat pada waktu berumur 10 tahun. Perintah shalat ini tidak ditemukan pada amalan lainnya, sekaligus hal ini menunjukkan mulianya ibadah shalat.

Dari 'Abdullah bin 'Amr Radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Suruhlah anak kalian shalat ketika berumur tujuh tahun dan pukullah mereka ketika berusia sepuluh tahun (jika mereka meninggalkan shalat). Dan pisahkanlah tempat tidur mereka (antara anak laki-laki dan anak perempuan)!" (Hadits hasan diriwayatkan oleh Abu Dawud,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah mengenai Hari Raya Idul Fitri

MAKALAH TENTANG SISTIM EKONOMI ISLAM

POTRET IMAGENASI DIKISAHKAN OLEH APAYUS ALUE GAMPOENG TENTANG Kebangkitan Daulah Bani Abbasiyah