Rukun Dan Syarat Sah Wajib Puasa Ramadan

 Rukun Dan Syarat Sah Wajib Puasa Ramadan serta Hikmah Keutamaannya

14 Ramadhan 1442, 2021, 19:00 WIB

kajian seputar ibadah puasa

0leh Walid Blang Jruen

A.Pendahuluan

Ramadan | Universitas Islam Dunia

Persiapan apa yang telah kita siapkan. Layaknya sebuah ibadah, kita harus mengetahui secara mendalam hal-hal yang bersangkut paut dengan amalan puasa Ramadhan, sehingga kita mampu menjalankan amalan sebagaimana diperintahkan oleh Allah dan amalan kita akan diterima oleh Allah. Karena itu kali ini Walid Blang jruen, merasa penting untuk menukilkan sedikit tentang fiqih puasa, kajian yang dibahas disini merujuk kepada kitab Mu`tabarah dalam Mazhab Syafii Hasyiah I`anatuth Thalibin. Dalam nukilan singkat ini tidaksertakan dalil detail hanya sekedar sahaja dari setiap masalah dengan tujuan untuk mempersingkat tulisan.

B.Pengertian puasa

Puasa dalam bahasa arabnya الصوم/ الصيام secara harfiah berarti menahan diri, sedangkan dalam literatur syara` berarti menahan diri dengan ketentuan tertentu dari beberapa hal tertentu dalam masa tertentu dari orang tertentu":

امساك مخصوص عن شئ مخصوص في زمن مخصوص من شخص مخصوص

Artinya; "menahan diri dengan ketentuan tertentu dari beberapa hal tertentu dalam masa tertentu dari orang tertentu".

Ibadah puasa dikerjakan selama satu bulan penuh dalam setahun, selama kurun waktu tersebut umat muslim tidak hanya diminta untuk menahan lapar dan dahaga saja. Mulai dari fajar hingga waktu berbuka yaitu adzan magrib tiba, umat muslim juga diwajibkan untuk menahan hawa nafsu.Selain itu, ibadah puasa tak hanya membatasi makan, minum, dan mengontrol hawa nafsu saja. Tetapi juga untuk mendapatkan keutamaan dari ibadah puasa itu sendiri. Namun, untuk mendapatkannya umat muslim harus mengetahui syarat sah wajib Puasa Ramadan yang harus dipenuhi. Hal itu dilakukan agar ibadah puasa yang dijalankan selama satu bulan penuh mendaoa kan berkah bagi yang menjalankan. Mengingat ibadah puasa merupakan perintah wajib yang sudah diterangkan dalam Al quran maka keimanan pada Allah harus terus diutamakan. ayat 183 Surat Al Baqarah yang berbunyi:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Artinya:

Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

Syarah Singkat : 

Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa guna mendidik jiwa, mengendalikan syahwat, dan menyadarkan bahwa manusia memiliki kelebihan dibandingkan hewan, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu dari umat para nabi terdahulu agar kamu bertakwa dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah.Sebagaimana yang kita ketahui, menjalankan ibadah puasa dengan baik dan benar akan meningkat kan ketaqwaan bagi umat muslim.

Hadits Rasulullah:

1. Hadits Riwayat Ibnu Umar ra:

بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَصَوْمِ شَهْرِ رَمَضَانَ وَحَجِّ الْبَيْتِ

"Islam dibangun atas lima; Syahadat bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad itu utusan Allah, mendiri kan shalat, membayar zakat, puasa Rama dhan dan Haji ke Baitullah".

2. Hadits Riwayat Imam Baihaqy no. 7348:

أعبدوا ربكم و صَلُّوا خَمْسَكُمْ ، وَأَدُّوا زَكَاتَكُمْ طَيِّبَةً بِهَا نُفُوسُكُمْ  وَصُومُوا شَهْرَكُمْ وَحُجُّوا بَيْتَ رَبِّكُمْ تَدْخُلُوا جَنَّةَ رَبِّكُمْ

"Sembahlah tuhanmu dan shalatlah lima waktu, tunaikanlah zakatmu untuk mem bersihkan dirikamu, berpuasalah pada bulan (Ramadhan) kamu, dan hajilah ke rumah tuhanmu pasti kami akan memasu ki surga tuhanmu"

3.Ijmak para ulama:

Kewajiban puasa ramadhan merupakan hal yang ijmak ulama/konsesus dan meru pakan hal yang diketahui oleh khalayak ramai. Karena itu maka bagi yang mengi ngkari kewajibannya akan berakibat kufur.

C.Rukun Puasa:

1.Niat

Niat dilakukan dengan hati, dan tidak disyaratkan harus mengucapkan lafadh niatnya dengan lidah, tetapi hanya disunat kan mengucapkan lafadh niat sebagai pembantu bagi hati. Menurut Mazhab Syafii niat disyaratkan harus ada setiap malam, sehingga satu kali niat pada malam awal Ramadhan tidaklah mencu kupi untuk seluruh puasa Ramadhan.Ada sedikit perbedaan tentang waktu niat bagi puasa wajib dnegan puasa sunat. Untuk puasa wajib, disyarakan harus berniat pada waktu malam hari. Sedangkan untuk puasa sunat boleh niat sebelum tergelincir matahari dengan syarat belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.Dalam niat puasa wajib juga harus ditentu kan (ta`yin) puasa yang ia lakukan, misal nya puasa wajib Ramadhan atau puasa Nazar atau kafarah.

2.Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa.

D. Syarat sah puasa ramadhan :

1.Islam 

2.Berakal 

3.Bersih dari haidh, nifas serta wiladah.

Tiga syarat ini harus ada pada sehari penuh untuk sah puasa, sehingga terhadap seseorang yang sempat hilang akalnya(gila) sesaat, datang haidh dan nifas pada tengah hari maka puasanya tidak sah. Hal ini sedikit berbeda dengan orang pingsan, bila ia sempat sadar walau sesat maka puasanya sah sedangkan bila ia tidak sadar seharian penuh maka puasa nya tidak sah. Berbeda lagi dengan orang yang tidur seharian penuh,puasa tetap sah 

4.Tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.

E. Hal-hal yang membatalkan puasa:

1.Jimak

2.Sengaja muntah 

3.Memasukkan sesuatu kedalam rongga terbuka.

Disyaratkan rongga tersebut haruslah rongga terbuka sehingga bila masuk sesuatu melalui pori-pori kulit atau melalui suntikan pada daging maka tidaklah membatalkan puasa.

4.Onani

5.Keluar mani karena bersentuh Sedangkan keluar mani/sperma karena sebab lain seperti karena menghayal, melihat hal-hal yang membangkitkan syahwat maka tidaklah membatalkan puasa.Disini dapat dipahami tentang masalah yang sering ditanyakan oleh masyarakat, apakah sah puasa orang yang berjunub karena mimpi basah, jawabannya tentu saja sah. Yang membatalkan puasa hanyalah keluar mani yang disebabkan bersentuhan. Semua hal-hal yang membatalkan puasa tersebut baru bisa membatalkan bila dikerjakan dengan adanya unsur sengaja dan teringat sedang berpuasa. Maka bila ia melakukan salah satu hal yang membatalkan puasa atau karena tidak teringat bahwa ia sedang puasa maka tidaklah membatalkan puasa.

F. Syarat wajib puasa:

1.Berakal 

2.Balig

3.Sanggpup menjalankan puasa.

Terhadap orag tidak berakal (gila) tidak wajib puasa sama sekali. Sedangkan terhadap anak-anak yang belum balig juga tidak wajib puasa namun terhadap wali bila ia mampu berpuasa wajib memerin tahkan untuk berpuasa bila ia telah mencapai usia 7 tahun.

G.Berikut penjelasan : 

Tentang syarat wajib sah puasa Ramadan serta hikmah dan keutamaannya yang dinukilkan oleh Walid Blang jruen. Syarat Sah Wajib Puasa Ramadan ada 6 Syarat dan Ketahui Pula Hikmah dan Keutamaan nya tentunya sebelum bulan suci Ramadan datang, Anda perlu untuk kembali mema hami tentang syarat wajib  sebagai berikut:

a.  Beragama Islam

Syarat wajib dan sah berpuasa Ramadan yang pertama adalah beragama islam maka diwajibkan puasa untuk umat muslim, maka ibadah puasa dijalankan oleh penganut agama Islam, sedangkan agama lain juga wajib cuma mereka cedera syarat, artinya tidak memenuhi syarat, karena sesungguhnya puasa Ramadhan itu ndiwajibkan kepada hamba seluruh dunia ini (Alam) 

b.  Baligh

Syarat wajib dan sah ibadah puasa ramadan yaitu Baligh. Baligh berarti orang yang menjalankan ibadah puasa harus sudah cukup umur. Cukup umur disini arti nya, seseorang yang menjalankan puasa sudah mengalami tanda-tanda puberitas.

c.  Berakal Sehat

Syarat wajib dan sah selanjutnya berakal sehat atau tidak gila. Ibadah puasa juga harus dilaksanakan orang berakal. Yang artinya, ibadah puasa tidak sah apabila dilakukan orang dalam keadaan tidak sehat mabuk atau gila dan lain sebagainya yang dapat menghilangkan akal

d. Mampu

Mampu berarti, orang yang menjalankan ibadah puasa harus sehat jasmani dan ruhani. Tidak sakit dan tidak melakukan perjalanan jauh atau musafir. Apabila umat muslim tengah sakit atau melakukan perjalanan jauh, maka keduanya diperbole hkan untuk tidak berpuasa dan yang ditinggalkan boleh tidak berpuasa apakah mudharat bagi dirinya ataupun untuk orang lain seperti wanita hamil. Namun, umat muslim diwajibkan mengganti di lain waktu serta fidiah puasa, sebelum bulan Ramadan kembali datang, bila memasuki ramadhan selanjutnya maka fidiah dikalikan ganda dan seterusnya

e.  Suci dari Haid dan Nifas

Syarat yang satu ini berlaku bagi wanita tidak pada pria. Ini menjadi syarat wajib dan sah berpuasa. Wanita yang sedang haid atau nifas tidak dianjurkan berpuasa, namun wajib menggantinya di hari setelah bulan Ramadan. 

f. Mengetahui Awal Masuk bulan suci Ramadan

Syarat lain dalam berpuasa adalah mengetahui awal bulan Ramadan. Caranya dengan melihat hilal secara langsung dan melalui saksi yang dapat dipercaya(adil). Namun, bila tidak dapat dilihat maka bisa menentukan awal bulan suci Ramadan dengan menghitung bulan Syaban menjadi 30 hari.

H,Hikmah Puasa di Bulan Suci Ramadan

Ketahui Pula Hikmah dan Keutamaannya Puasa Ramadan : 

1.  Memenuhi perintah Allah

Sebagai konsekuensi keimanan kepada Allah, maka setiap perintah Allah harus diikuti dan setiap larangannya wajib dijauhi. Mengerjakan ibadah puasa merupakan perintah sebagaimana tertera dalam ayat 183 Surat Al Baqarah di atas tadi.

2.  Menjadi orang yang bertaqwa

Berpuasa dengan baik dan benar dapat meningkatkan ketaqwaan. Secara etimologis, taqwa berarti menjaga, melindungi, memperhatikan dan waspada. Kemudian, secara terminologi taqwa berarti menjalankan apa yang diperintahkan Allah, dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang-Nya. Orang yang berpuasa, salah satu cerminan orang yang bertaqwa sebab mengendalikan hawa nafsunya, mampu berkata dan berperilaku baik kepada sesama manusia.

3.  Memahami penderitaan orang yang kurang mampu

Orang yang serba kekurangan mengalami rasa lapar dan tidak bisa memenuhi kebutuhan pokoknya sehari hari, seperti makan. Sebaliknya bagi orang yang berkecukupan atau orang kaya, bisa memenuhi kebutuhan. Maka dari itu, ketika berpuasa dapat memposisikan diri seperti orang yang kekurangan ataupun miskin yang sering kelaparan.

4.  Mendekatkan diri kepada Allah

Pada bulan Ramadan, umat islam menjalankan ibadah puasa dan melakukan amalan sunnah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Di antaranya melalui ibadah salat wajib dan ibadah sunnah ndi malam ramadhan berupa tarawaih dan lain lain 

5.  Memperbanyak Sedekah

Setiap amalan kebaikan di Bulan Ramadan, akan dibalas beribu lipat oleh Allah SWT. Terutama bersedekah kepada orang fakir miskin, pahalanya dapat beribu lipat ganda, Apalagi jika memberi makanan walau sekedar untuk berbuka puasa, maka pahalanya akan jauh lebih banyak.

I.Keutamaan Bulan Suci Ramadhan

1.  Bulan berlimpah berkah

Saat datang bulan Ramadan Rasulullah SAW, bersabda, sebagaimana diriwayatkan Abu Hurairah, sebagai berikut: "Sesungguhnya telah datang kepadamu bulan yang penuh berkah. Allah mewajibkan kamu berpuasa, karena dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka dan dibelenggu syaitan-syaitan, serta akan dijumpai suatu malam yang nilainya lebih berharga dari seribu bulan. Barangsiapa yang tidak berhasil memperoleh kebaikannya, sungguh tiadalah ia akan mendapatkan itu untuk selama-lamanya." (HR. Ahmad, An-Nasa'I, dan Baihaqi).

2.  Bulan kegembiraan bagi pecinta kebaikan

Sahabat Arfah pernah berkata, "Suatu ketika aku berada di rumah Uthbah bin Farqad, kebetulan ia sedang membicarakan puasa Ramadhan, lalu masuk seorang laki-laki, salah seorang sahabat Nabi SAW. Melihat laki-laki itu Uthbah menaruh hormat padanya dan diam. Tamu itupun menyampaikan hadis tentang Ramadhan. Ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW, bersabda tentang Ramadhan,'Pada bulan itu pintu-pintu neraka ditutup, dibuka pintu-pintu surga dan dibelenggu syaitan-syaitan'." Rasulullah SAW mengulas lagi, "Dan seorang malaikat akan berseru"'Hai pecinta kebaikan bergembiralah? Hai pecinta kejahatan, hentikanlah! Sampai Ramadhan berakhir." (HR Ahmad, dan An-Nasa'i).

3.  Saat penghapusan kesalahan diampuni dosa-dosanya

Abu Hurairah berkata bahwa Nabi SAW. bersabda: "Shalat yang lima waktu, Jumat ke Jumat, Ramadhan ke Ramadhan berikutnya menghapuskan kesalahan-kesalahan yang terdapat di antara masing-masing selama kesalahan besar dijauhi."

Abu Sa'id al-Khudri ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengetahui batas-batasnya dan ia menjaga diri dari segala apa yang patut dijaga, dihapuskanlah dosanya yang sebelumnya." (HR Ahmad dan Baihaqi).

Abu Hurairah berkata, "Telah bersabda Rasulullah SAT: 'Siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan keridhaan Allah akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu'." (HR Ahmad dan Ash-habus Sunan)

J. Kafarah puasa:

kafarah puasa yang mewajibkan adalah membatalkan puasa dengan jimak yang berdosa dengan sebab puasa, 

Adapun kafarah puasa tersebut adalah :

1.Memerdekakan budak muslim, bila tidak mampu maka:

2.Puasa dua bulan berturut-turut, bila tidak mampu maka:

3.Memberi makanan kepada 60 faqir miskin

K. Kesunahan dalam berpuasa Ramadhan:

1. Sahur dan mentakkhirkan sahur selama jangan sampai waktu yang meragukan.

Pahala sahur dapat hasil walaupun hanya meneguk seteguk air. Waktu sahur adalah mulai setengah malam, sehingga makan minum sebelumnya tidak memperoleh pahala sahur.

2. Menyegerakan berbuka puasa bila telah yakin telah sampai waktu berbuka.

3. Terhadap orang yang berjunub sunat mandi sebelum fajar.

4. Menjauhi segala macam kemewahan (rafahiyah) dan menjauhi memperbanyak memenuhi keinginan (syahwat) yang mubah baik melalui pendengaran, penglihatan maupun penciuman, seperti mencium wangi-wangian.

5. Menjaga lidah dari hal-hal yang diharamkan seperti berdusta, mengupat, mencela dll.Bila orang yang berpuasa dicela oleh orang lain maka disunatkan baginya mengucapkan  اني صائم  (saya berpuasa) sebanyak dua kali dalam hati dan dengan lidahnya (bila tidak takut timbul riya) untuk memberikan kesabaran baginya dan untuk menasehati orang tersebut dan jangan dibalas dengan cela karena akan menghilangkan barakah puasanya.

6. Memperbanyak shadaqah

7. Memperbanyak membaca al-Quran

8. Memperbanyak ibadah dan i`tikaf terlebih lagi pada 10 akhir Ramadhan.

9. Meninggalkan bersiwak/gosok gigi setelah tergelincir matahari.

Menurut Imam Ibnu Hajar al-Haitamy tetap makruh walaupun untuk menghilangkan bau mulut yang disebabkan oleh selain puasa seperti karena tidur, namun menurut Imam Ramli bila bau mulut tersebut timbul karena hal-hal hal selain puasa seperti karena makan makanan berbau atau karena tidur maka disunatkan untuk bersiwak/gosok gigi.

10. Membaca doa ketika berbuka,antara lain doa yang dibacakan oleh Nabi SAW;

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْت وَعَلَى رِزْقِك أَفْطَرْت. اللَّهُمَّ ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى

"Ya Allah, bagiMu aku berpuasa dan atas rizkiMu aku berbuka. Ya Allah hilanglah kehausan, dan telah basahlah kerongkongan dan tetaplah pahala insya Allah"

Disunatkan doa tambahan:

وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَرَحْمَتَكَ رَجَوْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ

"dan dengan Engkau aku beriman, dan hanya atasMu aku bertawakal, dan hanya rahmatMu aku harapkan dan hanya kepadaMu aku kembali"

Memberikan makanan berbuka untuk orang yang berpuasa sebagaimana tersebut dalam hadits yang shaheh riwayat Imam Turmuzi.

Referensi/Rujukan:

1.Hasyiah I`anatuth Thalibin jilid 3 cet. Haramain

2.Beberapa kitab Fiqh Syafi`yyah lainnya.

3.Dayah Panton Labu

4.Mudi Mesra

5.Nahdhatul Ulum

6.Darul Ma'arif

7.Darul ulum


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah mengenai Hari Raya Idul Fitri

MAKALAH TENTANG SISTIM EKONOMI ISLAM

POTRET IMAGENASI DIKISAHKAN OLEH APAYUS ALUE GAMPOENG TENTANG Kebangkitan Daulah Bani Abbasiyah