KELEBIHAN ORANG MEMELIHARA ANAK YATIM
POSTED BY WALID
4,JULI,2020, LSW
Universitas Islam Dunia
4,JULI,2020, LSW
Universitas Islam Dunia
Agama Islam dianjurkan untuk saling berbagi dengan sesamanya. Apalagi kepada mereka anak-anak yatim yang kekurangan dan membutuhkan kasih sayang yang tidak didapat dari orang tuanya islam sangat dianjurkan untuk menolong mereka. Allah SWT pun men jamin orang yang mau membagi harta nya kepada mereka yang membutuhkan tidaklah bakal jatuh miskin bahkan harta mereka dijamin Allah akan dilipatgan dakan berkali-kali, dalam Alqur'an
Surat al-Baqarah diturunkan pada tahun pertama Hijrah. Kebanyakan ayatnya berisi teguran kepada orang-orang Yahudi yang mengahang-halangi kemajuan Islam. dan selebihnya menetapkan beberapa ketentuan hukum, seperti perubahan kiblat, kewajiban puasa, haji dan lain-lain
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا ۖ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
Artinya: Bukanlah menghadapkan wajahmu kearah tumur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anan-anakyatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan)danorang-orangyang meminta-minta dan (memerdek akan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kese mpitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.(Q.S.Al-Baqarah: 177).
Turunnya ayat diatas sehubungan dengan pertanyaan seorang laki-laki yang ditujukan kepada Rasulullah SAW tentang "al-Bir" (kebaikan).Rasulullah SAW memanggil kembali orang itu, dan dibacakannya ayat tersebut kepada orang tadi. Peristiwa itu terjadi sebelum diwajibkan shalat fardhu. Pada waktu itu apabila seseorang telah mengucapkan "Asyhadu alla ilaha illalah, wa asyhadu anna Muhammadan 'Abduhu wa rasuluh", kemudian meninggal di saat ia tetap iman, harapan besar ia mendapat kebaikan. Akan tetapi kaum Yahudi menganggap yang baik itu ialah apabila shalat mengarah ke barat, sedang kaum Nashara mengarah ke timur.
Jika kita bisa menangkap pelajaran yang amat jelas tentang karakteristik manusia bertaqwa dan segala sistem dalam Islam, mulai dari sistem aqidah dan keimanan, sistem ritual peribadatan, sistem hubungan sosial kemasyarakatan, serta sistem penegakan hukum dan undang-undang, semuanya disyariatkan oleh Allah dalam rangka membentuk jiwa pengabdian manusia agar mereka senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT. Sebagaimana ditegaskan oleh Allah dalam alqur'an
Turunnya ayat diatas sehubungan dengan pertanyaan seorang laki-laki yang ditujukan kepada Rasulullah SAW tentang "al-Bir" (kebaikan).Rasulullah SAW memanggil kembali orang itu, dan dibacakannya ayat tersebut kepada orang tadi. Peristiwa itu terjadi sebelum diwajibkan shalat fardhu. Pada waktu itu apabila seseorang telah mengucapkan "Asyhadu alla ilaha illalah, wa asyhadu anna Muhammadan 'Abduhu wa rasuluh", kemudian meninggal di saat ia tetap iman, harapan besar ia mendapat kebaikan. Akan tetapi kaum Yahudi menganggap yang baik itu ialah apabila shalat mengarah ke barat, sedang kaum Nashara mengarah ke timur.
Jika kita bisa menangkap pelajaran yang amat jelas tentang karakteristik manusia bertaqwa dan segala sistem dalam Islam, mulai dari sistem aqidah dan keimanan, sistem ritual peribadatan, sistem hubungan sosial kemasyarakatan, serta sistem penegakan hukum dan undang-undang, semuanya disyariatkan oleh Allah dalam rangka membentuk jiwa pengabdian manusia agar mereka senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT. Sebagaimana ditegaskan oleh Allah dalam alqur'an
2.Al-Baqarah ayat 21:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعْبُدُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُمْ وَٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: "Wahai manusia, mengabdilah kamu kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang- orang sebelum kamu, agar kamu senantiasa bertaqwa.”(Al-Baqarah: 21).
Dalam aspek keimanan, manusia bertaqwa adalah orang yang yakin akan kebenaran Islam, bahwa Islam adalah satu-satunya sistem yang mampu menjadi solusi bagi segala permasalahan kehidupan, karena ajaran ini berasal dari sang Maha Pencipta yang Maha Mengetahui akan segala rahasia dan hajat yang dibutuhkan oleh manusia dan Maha Mengatur serta Memelihara segala permasalahan makhluk-Nya.
Di bidang sosial, manusia bertaqwa adalah orang yang memiliki kepedulian yang tinggi kepada lingkungannya, baik sosial maupun alam. Sekalipun ia sangat sayang kepada hartanya tetapi ia tetap peduli untuk membantu sesamanya yang membutuhkan. Pada aspek ibadah mahdhah, orang yang bertaqwa selalu konsisten dalam mengerjakan shalat serta memiliki integritas kepribadian yang tinggi, teguh dalam menunaikan amanat dan janjinya, sabar dalam menghadapi berbagai ujian dan rintangan di jalan perjuangan.
Salah satu bukti ketaqwaan haruslah diimplementasikan dalam bentuk penegakan hukum dan peraturan perundang-undangan Ilahi.Karena hanya dengan ketegasan hukum disemua level masyarakat dan pelaksanaannya yang tanpa pandang bulu, akan terjamin keamanan, ketenangan dan kelangsungan kehidupan bermasyarakat dan bernegara secara adil, sejahtera dan aman sentausa. Dengan demikian, kehidupan beragama dan ketaqwaan masyarakat menjadi terjamin dan berkembang secara baik.
hadirin sidang jamaah um'at Anak yatim merupakan seorang anak yang telah kehilangan bapaknya, karena itulah kita sebagai umat Islam patut menyantuni anak yatim. Terutama sebagai Muslim kita patut menyayangi anak yatim dan membantunya dalam berbagai hal. Menyantuni anak yatim pun telah dianjurkan di dalam Al-Quran, begitupun terdapat beberapa Hadits Rasulullah tentang Anak Yatim diantaranya adalah yang berbunyi:
3. Hadits riwayat Imam Bukhari
Dalam aspek keimanan, manusia bertaqwa adalah orang yang yakin akan kebenaran Islam, bahwa Islam adalah satu-satunya sistem yang mampu menjadi solusi bagi segala permasalahan kehidupan, karena ajaran ini berasal dari sang Maha Pencipta yang Maha Mengetahui akan segala rahasia dan hajat yang dibutuhkan oleh manusia dan Maha Mengatur serta Memelihara segala permasalahan makhluk-Nya.
Di bidang sosial, manusia bertaqwa adalah orang yang memiliki kepedulian yang tinggi kepada lingkungannya, baik sosial maupun alam. Sekalipun ia sangat sayang kepada hartanya tetapi ia tetap peduli untuk membantu sesamanya yang membutuhkan. Pada aspek ibadah mahdhah, orang yang bertaqwa selalu konsisten dalam mengerjakan shalat serta memiliki integritas kepribadian yang tinggi, teguh dalam menunaikan amanat dan janjinya, sabar dalam menghadapi berbagai ujian dan rintangan di jalan perjuangan.
Salah satu bukti ketaqwaan haruslah diimplementasikan dalam bentuk penegakan hukum dan peraturan perundang-undangan Ilahi.Karena hanya dengan ketegasan hukum disemua level masyarakat dan pelaksanaannya yang tanpa pandang bulu, akan terjamin keamanan, ketenangan dan kelangsungan kehidupan bermasyarakat dan bernegara secara adil, sejahtera dan aman sentausa. Dengan demikian, kehidupan beragama dan ketaqwaan masyarakat menjadi terjamin dan berkembang secara baik.
hadirin sidang jamaah um'at Anak yatim merupakan seorang anak yang telah kehilangan bapaknya, karena itulah kita sebagai umat Islam patut menyantuni anak yatim. Terutama sebagai Muslim kita patut menyayangi anak yatim dan membantunya dalam berbagai hal. Menyantuni anak yatim pun telah dianjurkan di dalam Al-Quran, begitupun terdapat beberapa Hadits Rasulullah tentang Anak Yatim diantaranya adalah yang berbunyi:
3. Hadits riwayat Imam Bukhari
عَنْ سَهْلٍ بْنِ سَعْدٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا ، وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا
Artinya: Dari Sahl bin Sa’ad r.a berkata: “Rasulullah SAW bersabda: “Saya dan orang yang memelihara anak yatim itu dalam surga seperti ini.” Beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya serta merenggangkan keduanya.”
Konsep berbagi ini dijalankan, salah satunya, dalam bentuk sedekah. Dan merupakan sebuah keutamaan jika seseorang bersedekah dengan memutuskan untuk merawat anak yatim, seperti dalam sabda Rasulullah Muhammad SAW diriwayatkan Bukhari.
4. Hadits riwayat Imam Muslim
كَافِلُ الْيَتِيمِ لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ أَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ فِي الْجَنَّةِ وَأَشَارَ مَالِكٌ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى4. Hadits riwayat Imam Muslim
Artinya: “Orang yang menanggung (mengasuh) anak yatim miliknya atau milik orang lain, aku dan dia seperti dua jari ini di surga.” Malik (perowi hadits) mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah.” (HR. Muslim)
5. Hadits riwayat Thabrani
مَنْ ضَمَّ يَتِيْمًا بَيْنَ أَبَوَيْنِ مُسْلِمَيْنِ فِيْ طَعَامِهِ وَ شَرَابِهِ حَتَّى يَسْتَغْنِيَ عَنْهُ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ5. Hadits riwayat Thabrani
Artinya: Diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan Thobrani, Shahih At Targhib Al Albani bahwa: “Barang siapa yang mengikutsertakan seorang anak yatim di antara dua orang tua Muslim, dalam makan dan minumnya, sehingga mencukupinya maka ia pasti masuk surga.”Hadits riwayat Thabrani
Terdapat seorang lelaki datang kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengeluhkan kekerasan hatinya. Nabi pun bertanya padanya: sukakah kamu? Jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu dapat terpenuhi? Kasihilah anak yatim dengan mengusap mukanya, serta berilah makan dari makananmu, maka niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu dapat terpenuhi.”
6. Hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud
ياَ سَائِبُ انْظُرْ أَخْلاَقَكَ الَّتِيْ كُنْتَ تَصْنَعُهَا فِيْ الجْاَهِلِيَّةِ فَاجْعَلْهَا فِيْ اْلإِسْلاَمِ. أَقْرِ الضَّيْفَ و أَكْرِمِ الْيَتِيْمَ وَ أَحْسِنْ إِلَى جَارِكَTerdapat seorang lelaki datang kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengeluhkan kekerasan hatinya. Nabi pun bertanya padanya: sukakah kamu? Jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu dapat terpenuhi? Kasihilah anak yatim dengan mengusap mukanya, serta berilah makan dari makananmu, maka niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu dapat terpenuhi.”
6. Hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud
Artinya: “Wahai Saib, perhatikanlah akhlak yang biasa kamu lakukan ketika kamu masih dalam kejahiliyahan, maka laksanakanlah pula dalam keislaman.Jamulah tamu,muliakanlahanak yatim dan berbuat baiklah kamu pada tetanggamu.”
Dari ayat dan beberapa hadits tersebut maka dapat diketahui bahwa memuliakan anak yatim memang dianjurkan dan bahkan dijanjikan surga. Karena itu, kita harus menyantuni anak yatim dimanapun dan kapanpun, dan cara paling mudah adalah dengan memberi makan anak yatim serta menyayanginya layaknya menyayangi anak kandung sendiri.
Selain itu, merawat anak yatim juga diganjar dengan pahala setara jihad. Hal ini tertuang dalam hadis riwayat Ibnu Majah.Barang siapa yang mengasuh tiga anak yatim, maka bagaikan bangun pada malam hari dan puasa pada siang harinya, dan bagaikan orang yang keluar setiap pagi dan sore menghunus pedangnya untuk berjihad di jalan Allah. Dan kelak di surga bersamaku bagaikan saudara, sebagaimana kedua jari ini, yaitu jari telunjuk dan jari tengah. Wallahu'aklam Bissawab.
Dari ayat dan beberapa hadits tersebut maka dapat diketahui bahwa memuliakan anak yatim memang dianjurkan dan bahkan dijanjikan surga. Karena itu, kita harus menyantuni anak yatim dimanapun dan kapanpun, dan cara paling mudah adalah dengan memberi makan anak yatim serta menyayanginya layaknya menyayangi anak kandung sendiri.
Selain itu, merawat anak yatim juga diganjar dengan pahala setara jihad. Hal ini tertuang dalam hadis riwayat Ibnu Majah.Barang siapa yang mengasuh tiga anak yatim, maka bagaikan bangun pada malam hari dan puasa pada siang harinya, dan bagaikan orang yang keluar setiap pagi dan sore menghunus pedangnya untuk berjihad di jalan Allah. Dan kelak di surga bersamaku bagaikan saudara, sebagaimana kedua jari ini, yaitu jari telunjuk dan jari tengah. Wallahu'aklam Bissawab.
Komentar