Virus Corona Telah Terjadi Pada Ummat Ummat Terdahulu

OLEH: Walid Blang Jruen Mahasiswa Pascasarjana (IAIN) Lhokseumawe بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ اَلْحَمْدُلِلّهِ لاَ هَوْلَ وَلاَ قُوَّتَ اِلاَّبِاللّهِ صَـلا َةُ اللهِ سَـلا َمُ اللهِ عَـلَى طـهَ رَسُـوْلِ اللهِ صَـلا َةُ اللهِ سَـلا َمُ اللهِ عَـلَى يـس حَبِيْـبِ اللهِ Pendahuluan Kehidupan merupakan proses terjadinya perubahan dalam diri setiap manusia Bangsa maupun Negara. Perubahan tersebut mengarah kepada dua titik yaitu tujuan positif dan negatif maka di kala kehidupan ini telah mengarah kepada arah yang negatif dalam makna telah jauh dari tuhan dan telah mengingkarinya maka Allah akan memberi peringatan kepada penduduk alam smesta ini dengan memberi azab seperti saat sekarang ini terjadi viru corona padahal jauh sebelunnya telah terjadi pada ummat dahulu, mari kita lihat riwayat yang di riwayatkan oleh: Ibnu Hajar Al-Asqalani menulis karya seputar wabah thaun dari segi teologi, hadits, dan historis yang pernah terjadi pada ummat islam. Ibnu Hajar Al-Asqalani juga menulis beberapa peristiwa wabah (thaun) dengan beragam Virusnya yang tersebar dalam kalangan ummat. Al-Asqalani, Badzlul Ma‘un fi Fadhlit Tha‘un, [Riyadh, Darul Ashimah Dalam kitab Badzlul Ma’un Fi Fadhlit Tha’un karangan al-Imam al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani (w. 852 H) halaman 328. Disebutkan dalam kitab tersebut bahwa dahulu pernah terjadi wabah tha’un yang besar yang menyerang kota Damaskus pada tahun 794 H. Agar wabah tersebut hilang, para umat Islam melakukan doa bersama di tempat terbuka. وخرج الناس الى الصخراء ومعظم واكابر البلد فدعوا واستغاثوا فعظم الطاعون بعد ذلك وكثر وكان قبل دعاءهم أخف “Dan kemudian orang-orang keluar menuju lapangan terbuka beserta- pembesar-pembesarnya negeri (Damaskus), lalu mereka berdoa dan meminta (kepada Allah Swt). (Akan tetapi) setelah kejadian tersebut, wabah tha’un malah menjadi besar dan menjadi tersebar keman-mana, sedangkan sebelum mereka berkumpul untuk doa bersama, wabah virus tersebut dalam skala kecil.” Kejadian serupa juga pernah terjadi pada tanggal 27 Rabiul Akhir tahun 833 H di kota Kairo, Mesir. Masyarakat di kota tersebut melakukan inisiatif doa bersama agar wabah penyakit hilang dari negeri tersebut, akan tetapi wabah tersebut juga menjadi sangat parah setelah mereka berkumpul bersama. فكان عدد من يموت بها دون الأربعين. فخرجوا إلى الصخراء في الرابع من جمادى الأولى بعد أن نودي فيهم بصيام ثلاثة أيام, كما في الصلاة الا ستسقاء ودعوا وأقاموا ساعة ثم رجعوا. فما انسلخ الشهر حتى صار عدد من يموت في كل يوم بالقاهرة فوق الألف ثم تزايد “Jumlah orang yang meninggal sebab wabah penyakit tersebut di bawah 40 orang. Kemudian orang-orang keluar menuju lapangan terbuka pada tanggal 4 Jumadil Awal mereka diminta untuk berpuasa tiga hari terlebih dahulu seperti ketika akan salat Istisqa' dan mereka berdoa dan melaksanakan shalat, kemudian kembali ke rumah. Ketika belum sampai satu bulan terlewati (sejak berkumpul bersama), jumlah orang yang meninggal dalam satu hari mencapai seribu di kota Kairo, kemudian Bertambah terus menerus .” Apa yang telah diceritakan oleh al-Imam al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani tentunya menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Bahwa ketika terjadi wabah atau di sebut Virus ini penyakit yang menular, kita harus mengurung diri dan jangan mendekati tempat keberadaan wabah tersebut seperti sabda Rasulullaah saw ; إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا Artinya: “Apabila kalian mendengar wabah tha’un melanda suatu negeri. Maka, janganlah kalian memasuki negeri tadi. Dan apabila terjadi wabah tadi di suatu daerah dan kalian sedang berada dalam daerah tersebut, maka janganlah kalian keluar dari daerah tersebut”. Apa yang diperintahkan oleh Rasulullah saw tersebut menunjukkan bahwa selain berdoa, seorang muslim juga disuruh untuk berikhtiar dengan menjauhi tempat yang terinfeksi suatu wabah penyakit. Dalam konteks sekarang, sabda Rasulullah saw tersebut merupakan perintah bagi umat islam dan masyarakat secara luas untuk melakukan social distancing (pembatasan sosial atau menjaga jarak). Sudah sepantasnya bagi seorang muslim untuk mengikuti saran para pemimpinya yaitu ulama dan umara Ulama-Presiden melalui tim ahli medis dalam masalah yang berkaitan dengan kesehatan, yang mereka menyarankan agar masyarakat melakukan social distancing, karena dalam konteks kesehatan yang menjadi ahlinya adalah para medis kita ketahui bahwa berdoa bersama merupakan suatua amalan yang baik, akan tetapi dalam keadaan wabah virus corona adalah penyakit menular yang sangat halus dan liar sudah tentu banyak mufasadah (kerugian) ketimbang fadhilah(mamfa'at). Karena dalam ilmu qawaid fiqh terdapat kaidah دَرْءُ الْمَفَاسِدِ أَوْلَى مِنْ جَلْبِ الْمَصَالِحِ Artinya: “Menghilangkan kemudharatan itu lebih didahulukan daripada Mengambil sebuah kemaslahatan.” Maksud dari kaidah ini adalah kalau berbenturan antara menghilangkan sebuah kemudharatan dengan sesuatu yang membawa kemaslahatan maka didahulu kan menghilangkan kemudharatan. Kecuali kalau madharat itu lebih kecil dibandingkan dengan maslahat yang akan ditimbulkan. Cerita Ibnu Katsir, kutip Al-Asqalani, menyebut suatu masa wabah bertahan sejak Rabiul Awal hingga akhir tahun di Damaskus. Selama 9 bulan wabah memakan korban mencapai 1000 jiwa per hari dari warga yang terhitung di dalam kawasan gerbang Kota Damaskus. (Al-Asqalani: 329). Wabah penyakit juga pernah terjadi selama tiga hari. Hal ini terjadi di zaman Nabi Daud AS. (Al-Asqalani: 82). Allah menimpakan tiga pilihan azab kepada Kaum Nabi Daud AS atas keingkarannya, yaitu pertama kemarau dua tahun, kedua penindasan musuh selama dua bulan, ketiga wabah penyakit wabah selama tiga hari. Perihal itu oleh Nabi Daud disampaikan kepada umatnya, ummat Nabi Daud menjawabnya: "أنت نبينا فقط اختر لنا " “Kau adalah nabi kami. Pilihkan saja untuk kami,” kata umatnya. Nabi Daud AS kemudian berpikir. Paceklik selama dua tahun jelas bala bencana. Mereka tidak akan tahan kelaparan. Di bawah penindasan musuh, mereka jelas tidak akan tersisa. Nabi Daud AS Kemudian memilih wabah penyakit selama tiga hari sebagai azab atas umatnya, hari pertama, wabah thaun menyerang. Sejak pagi hingga gelincir matahari atau sekira waktu masuk Shalat Dzuhur, wabah telah menelan korban sebanyak konon sebanyak 70.000 (bahkan ada yang mengatakan 100.000 jiwa). Nabi Daud AS tidak tahan. Ia berdoa kepada Allah. Wabah pun diangkat dari umatnya. Nah bagaimana terhadap ummat muhammad yang saat ini sedang dilanda wabah virus corona (tha'un) di hampir seluruh dunia ini, menurut saya ini juga tak terlepas dari perkara perkara islam yaitu ummat islam yang telah melupakan Allah dengan cara mengingkari segala perintahnya karena setiap di beri bala itu bardasarkan kesalahan kesalahan contoh sebagai pelajaran telah kita fahami dari kisah ummat ummat terdahulu, Allah ta'ala memerintahkan tutup aurat tapi pada kenyataan sehari hari banyak sekali perempuan membuka auratnya bahkan aurat yang di nampakkan berbentuk Allah melaknat orang orang yamg membuka aurat.” (Q.S. Al Ahdzaab: 59 يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ قُل لِّأَزْوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰٓ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا Artinya: “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Al Ahdzaab: 59) bahkan bukan lagi perorang yang membuka aurat kita baca di koran koran ada sekolah dalam maupun luar negeri yang melarang memakai jelbab/hijab ini perbuatan yang sangat keji dalam mengingkari ayat-ayat Allah, dan terlebih lagi negara negara luar melarang pakai jelbab/hijab kepada kaum muslim, kaum muslim ditindas habis habisan, alqur'an mengharamkan makan babi tapi mereka memakannya dan mereka membuat makanan-makanan yang mangandung babi agar di makan oleh kaum muslimin, Allah melarang judi mereka tetap berjudi dan mereka membuat permainan judi berbentuk lain ya itu permainan Gems permainan bola dll yang seakan akan permainan itu biasa, meraka menghalalkan zina - homosex -lesbian, mereka menghalalkan minuman memabukkan padahal dalam Al Qur'an telah diharamkan (QS. Al Maidah: 90): إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan” (QS. Al Maidah: 90). Dalam ayat yang mulia ini, Allah Ta’ala menggandengkan judi atau qimar dengan khamr, al anshab dan al azlam. Ini adalah perkara-perkara yang tidak diragukan lagi keharamannya. Oleh karena itu ini menjadi dalil haramnya judi. Didakam ayat lain Allah SWT berfirman di dalam (QS Al-Baqarah ayat 219): يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِۗ قُلْ فِيْهِمَآ اِثْمٌ كَبِيْرٌ وَّمَنَافِعُ لِلنَّاسِۖ وَاِثْمُهُمَآ اَكْبَرُ مِنْ نَّفْعِهِمَاۗ وَيَسْـَٔلُوْنَكَ مَاذَا يُنْفِقُوْنَ ەۗ قُلِ الْعَفْوَۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُوْنَۙ Artinya: "Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang minuman keras dan judi. Katakanlah, ‘Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya.’ Dan mereka menanyakan kepadamu (tentang) apa yang (harus) mereka infakkan. Katakanlah, ‘Kelebihan (dari apa yang diperlukan).’ Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkan. Allah SWT juga telah berfirman dalam (QS Al-Maidah ayat 90): يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْاَنْصَابُ وَالْاَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ "Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung." Pada ayat terakhir di atas, Allah SWT secara tegas menyatakan bahwa tindakan meminum khamr, berjudi, undi nasib, adalah bagian dari perilaku setan. Untuk itu perilaku itu disebut sebagai rijsun (najis/keji), seiring setan senantiasa hendak berbuat menjerumuskan manusia ke dalam lembah kehinaan. Maka dari itu, orang yang meniru perilaku setan, dianggap sebagai orang yang hendak menjerumuskan dirinya sendiri dalam lembah kehinaan (rijsun) tersebut. Salah satunya adalah melalui khamr, judi, dan sebagaimana digambarkan dalam ayat tadi. Sahabat Abdullah ibn Umar radliyallahu 'anhu, suatu ketika dawuh: روي عن رسول الله صلي الله عليه وسلم : ( أنه يؤتي بشارب الخمر يوم القيامة مسوداً وجهه ، مزرقة عيناه ، متدلياً لسانه علي صدره ، يسيل بساقه مثل الدم ، يعرفه الناس يوم القيامة) Artinya: "Diriwayatkan dari Baginda Nabi SAW, Sesungguhnya kelak para peminum khamr akan dihadirkan di hari kiamat kelak, dengan wajah yang menghitam, kedua bola matanya pucat, lidahnya terjulur hingga ke dadanya, dari kedua betisnya mengalir sesuatu yang seumpama darah. Mereka akan dipertontonkan dan dilecehkan di hadapan manusia." Maka dari itulah kemudian Baginda Nabi memberikan peringatan: فلا تسلموا عليه ، ولا تعودوه إذا مرض ، ولا تصلوا عليه إذا مات ، فإنه عند الله سبحانه وتعالي كعابد الوثن Artinya: "Jangan kau mengucapkan salam padanya. Jangan menjenguknya ketika ia sakit. Jangan menshalatinya ketika ia mati. Karena sesungguhnya mereka disisi Allah, kedudukannya seperti penyembah berhala." KESIPULAN Alquran menyebut kata “syukur” sebanyak 75 kali. Alquran pun menyebut kata “bala’” (ujian atau cobaan) 75 kali. Tentunya ini bukan hal kebetulan. hendaklah kita bersyukur dan berdoa semoga kita di jauhkan dari virus corona untuk kita keluarga kita bahkan untuk bangsa mulim seluruh dunia , dengan adanya bala corona manusia akan sadar atas dosanya ,manusia yang dulu membenci muslim sekarang lebih cinta kepada orang islam, dulu di negara luar melarang azan sekarang berbondong bondong meraka menyuarakan azan ,dan ada negara yang melarang azan sekarang sudah di bolehkannya ini kan merupakan rahmat dan nikmat bagi penduduj alam smesta ini, mereka dulu sangat membenci hijab sekarang hijab langsung dengan penutup mulut di jahit (masker) yang dulu sedikit orang bertaubat sekarang banyak orang kafir masuk islam ini juga petunjuk Allah kepada mereka, Apa kata nabi daud kepada ummatnya Hendaklah kalian bersyukur atas bala yang diturunkan kepada kalian,” demikian pidato Nabi Daud AS. Allah memerintahkan mereka untuk membangun masjid yang penyempurnaannya dilakukan di zaman Nabi Sulaiman AS. (Al-Asqalani: 82 Wabah penyakit pernah terjadi di luar negeri Syam dan Mesir. Wabah itu menyerang masyarakat dalam durasi cukup lama, sekira satu tahun tiga bulan. Wabah mulai menjangkiti masyarakat pada Dzulqa‘dah 48 Hijriyah. Wabah kemudian mereda pada Shafar 50 HijriyahAl-Asqalani halaman 224 والله أعلمُ بالـصـواب NB: kritikan dan saran yang membangun untuk memperindah pelajaran ini sangat di perlukan, dimana ada ketiksamaan alkisah maka boleh diperbaika untuk kepentingan bersama tujuan kita adalah syiar islam agar generasi muda muda mengetahuinya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah mengenai Hari Raya Idul Fitri

MAKALAH TENTANG SISTIM EKONOMI ISLAM

POTRET IMAGENASI DIKISAHKAN OLEH APAYUS ALUE GAMPOENG TENTANG Kebangkitan Daulah Bani Abbasiyah