Haram Mengucapkan selamat Natal
HUKUM MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL DAN MERAYAKANNYA
DALIL TENTANG TIDAK BOLEH MENGUCAPKAN NATAL
Dayah Darul Ma'arif bLang Asan
Di tulis:Oleh Waled Blang Jruen
Fiqh:Hukum Mengucapkan
Selamat Natal Dan Merayakannya
Sebenanya Natal yang dirayakan tanggal 25 Desember adalah hari peringatan dewa matahari yang di sembah oleh kaum yahudi dan nasari, namun oleh para ahli Kitab membalikkan sejarah dengan mengajari keturunan mereka agar percaya bahwa umat kristian perayaan 25 Desember adalah untuk memperingati hari kelahiran Isa. Perlu di ingat dan diperhatikan Mengucapkan Selamat Natal berarti mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan ! Ini adalah kemusyirikan yang NYATA !!!
Pertama:
Bahwa barang siapa berkenyakinan bahwa Tuhan itu lebih dari satu, Tuhan itu mempunyai anak dan Isa Al Masih itu anaknya, maka orang itu kafir dan musyrik, berdasarkan atas :
QS. Al-Maidah:72:
قَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putra Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun
.QS.Al Maidah:73:
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُثَلاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih
Kedua:
Bila kita mengucapkan hari natal maka kita telah mengaku bahwa isa anak tuhan, sementara dalam Al,qur'an an-Nisâ 4:171 telah di nyatakan dengan jelas bahwa:
An-Nisâ/4:171:
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ ۚ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَىٰ مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ۖ وَلَا تَقُولُوا ثَلَاثَةٌ ۚ انْتَهُوا خَيْرًا لَكُمْ ۚ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ سُبْحَانَهُ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ ۘ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ وَكِيلًا
Artinya:
Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allâh kecuali yang benar. Sesungguhnya al-Masih, Isa putra Maryam itu adalah utusan Allâh dan (yang diciptakan dengan) kalimah-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan dengan tiupan roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allâh dan rasul-rasul-ya, dan janganlah kamu mengatakan, “(Tuhan itu) tiga”. Berhentilah dari ucapan itu. Itu lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allâh Ilaah Yang Maha Esa, Maha Suci Allâh dari mempunyai anak. Segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allâh sebagai Pemelihara
Ketiga:
bila kita mengucapkan natal maka kita telah mengakui bahwa kelahiran isa 25 desember, Sementara dari kisah maryam melahirkan antara tahun juli dan agustus, karna pada ketika siti maryam mengendong isa memetik kurma masak yang di tiup angin ketika itu musim panen tidak di bulan dua belas akan tetapi di antara bulan 7-8 musim panen:
Surat Ali ‘Imran 45:
إِذْ قَالَتِ الْمَلَائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِنْهُ اسْمُهُ الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَجِيهًا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ
(Ingatlah), ketika para malaikat berkata, “Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu tentang sebuah kalimat (fir-man) dari-Nya (yaitu seorang putra), namanya Al-Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat, dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),
QS. Al-Maidah 72:
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putra Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun
Keempat:
bila kita mengucapkan natal maka kita telah mengakui bahwa nabi isa disalib padahal dalam Al-qur'an telah melarangnya kita mempercayai isa itu di bunuh dalam alqur'an telah nyata:
QS. an-Nisa: 157:
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا
Ucapan Yahudi: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.
Kelima:
Syekh Nawawi juga menjelaskan tentang ayat itu bahwa nabi isa akan di utuskan kembali sebagai pentunjuk ummat di akhir zaman, ini menandakan bahwa nabi isa tidak lah di bunuh melainkan di angkat ke langit oleh Allah Swt
وإن عيسى لشرط من اشراط الساعة. والمعنى وإن نزول عيسى من السماء علامة على قرب الساعة
"Sesungguhnya Isa itu sungguh sebagai pertanda dari sebagian tanda-tanda kiamat. Dengan demikian maknanya adalah bahwa sesungguhnya turunnya Isa dari langit itu sebagai pertanda atas dekatnya hari kiamat."
Keenam:
Umar bin Khathab radhiallahu’anhu mengatakan:
أَعْدَاءَ اللَّهِ ؛ الْيَهُودَ , وَالنَّصَارَى ، فِي عِيدِهِمْ يَوْمَ جَمْعِهِمْ , فَإِنَّ السَّخَطَ يَنْزِلُ عَلَيْهِمْ , فَأَخْشَى أَنْ يُصِيبَكُمْ
“jauhilah perayaan-perayaan kaum musuh Allah yaitu Yahudi dan Nasrani. Karena kemurkaan Allah turun atas mereka ketika itu, maka aku khawatir kemurkaan tersebut akan menimpa kalian” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, sanadnya hasan).
Ketujuh;
Ketujuh;
Mudi mesra: Salah satu hal yang sepertinya telah menjadi kebiasaan generasi muslim saat ini adalah mengucapkan keselamatan untuk hari raya non-Muslim, baik untuk kaum Nasrani ketika Natal ataupun untuk umat Hindu dan Budha ketika Nyepi dan Waisak. Bahkan tak sedikit pula yang ikut menghadiri dan merayakannya bersama-sama baik di rumah ataupun di tempat ibadah umat agama lain. Lantas bagaimana pandangan para ‘Ulama menyikapi fenomena ini, Beranjak dari permasalahan tersebut, kami berupaya untuk sedikit memberikan gambaran analisa nash-nash ‘ibarat kitab para ‘Ulama terkait perayaan hari raya agama lain sehingga kami pun berkesimpulan bahwa merayakan atau memberikan ucapan selamat pada hari raya agama lain adalah salah satu perbuatan yang muwafaqah dengan mereka (kaum kafir) sehingga haram hukumnya seorang Muslim untuk ikut merayakan ataupun memberikan ucapan selamat hari raya mereka bahkan ia bisa menjadi kufur bila perbuatan tersebut dilakukan dengan rasa senang (ridha) sekaligus bertujuan meniru mereka dalam rangka ikut mensyiarkan kekufuran mereka. Ucapan selamat tersebut juga mengandung unsur memuliakan kaum kafir dan menimbulkan pandangan benar kepada khalayak umum terhadap keyakinan mereka apalagi ucapan ini hanya dikhususkan oleh kaum kafir pada hari raya agama mereka. Para ‘Ulama juga beranggapan bahwa hari raya agama lain tidak mendatangkan kebaikan sama sekali bagi umat Islam sehingga sangat tidak pantas untuk dihadiri oleh seorang Muslim. Salah satu hal yang perlu disadari juga adalah tidak sedikit kedustaan yang bersumber dari perayaan hari raya agama lain. Natal misalnya, dimana kaum Nashrani memperingati dan merayakan hari tersebut sebagai hari kelahirannya Nabi ‘Isa as. Padahal tanggal 25 Desember tersebut bukanlah tanggal kelahiran Nabi ‘Isa as bahkan tahun Masehi sendiri baru diciptakan setelah ribuan tahun pasca kenabian ‘Isa as.
Referensi :
1. al-Fatawa al-Kubra al-Fiqhiyyah, Imam Ahmad bin Hajar al-Haitami, Juz. IV, Hal. 238 – 239, Cet. Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, Beirut, 1403 H (1983 M) :
وسئل رحمه الله تعالى ورضي عنه هل يحل اللعب بالقسي الصغار التي لا تنفع ولا تقتل صيد إبل أعدت للعب الكفار وأكل الموز الكثير المطبوخ بالسكر وإلباس الصبيان الثياب الملونة بالصفرة تبعا لاعتناء الكفرة بهذه في بعض أعيادهم وإعطاء الأثواب والمصروف لهم فيه إذا كان بينه وبينهم تعلق من كون أحدهما أجيرا للآخر من قبيل تعظيم النيروز ونحوه، فإن الكفرة صغيرهم وكبيرهم وضيعهم ورفيعهم حتى ملوكهم يعتنون بهذه القسي الصغار واللعب بها وبأكل الموز الكثير المطبوخ بالسكر اعتناء كثيرا وكذا بإلباس الصبيان الثياب المصفرة وإعطاء الأثواب والمصروف لمن يتعلق بهم وليس لهم في ذلك اليوم عبادة صنم ولا غيره وذلك إذا كان القمر في سعد الذابح في برج الأسد وجماعة من المسلمين إذا رأوا أفعالهم يفعلون مثلهم فهل يكفر أو يأثم المسلم إذا عمل مثل عملهم من غير اعتقاد تعظيم عيدهم ولا اقتداء بهم أو لا؟
فأجاب نفع الله تبارك وتعالى بعلومه المسلمين بقوله: لا كفر بفعل شيء من ذلك، فقد صرح أصحابنا بأنه لو شد الزنار على وسطه أو وضع على رأسه قلنسوة المجوس لم يكفر بمجرد ذلك اهـ، فعدم كفره بما في السؤال أولى وهو ظاهر بل فعل شيء مما ذكر فيه لا يحرم إذا قصد به التشبه بالكفار لا من حيث الكفر وإلا كان كفرا قطعا، فالحاصل أنه إن فعل ذلك بقصد التشبه بهم في شعار الكفر كفر قطعا أو في شعار العيد مع قطع النظر عن الكفر لم يكفر، ولكنه يأثم وإن لم يقصد التشبه بهم أصلا ورأسا فلا شيء عليه، ثم رأيت بعض أئمتنا المتأخرين ذكر ما يوافق ما ذكرته فقال: ومن أقبح البدع موافقة المسلمين النصارى في أعيادهم بالتشبه بأكلهم والهدية لهم وقبول هديتهم فيه وأكثر الناس اعتناء بذلك المصريون، وقد قال : «من تشبه بقوم فهو منهم» ، بل قال ابن الحاج : لا يحل لمسلم أن يبيع نصرانيا شيئا من مصلحة عيده لا لحما ولا أدما ولا ثوبا ولا يعارون شيئا ولو دابة إذ هو معاونة لهم على كفرهم وعلى ولاة الأمر منع المسلمين من ذلك. ومنها اهتمامهم في النيروز بأكل الهريسة واستعمال البخور في خميس العيدين سبع مرات زاعمين أنه يدفع الكسل والمرض وصبغ البيض أصفر وأحمر وبيعه والأدوية في السبت الذي يسمونه سبت النور وهو في الحقيقة سبت الظلام ويشترون فيه الشبث ويقولون أنه للبركة ويجمعون ورق الشجر ويلقونها ليلة السبت بماء يغتسلون به فيه لزوال السحر ويكتحلون فيه لزيادة نور أعينهم ويدهنون فيه بالكبريت والزيت ويجلسون عرايا في الشمس لدفع الجرب والحكة ويطبخون طعام اللبن ويأكلونه في الحمام إلى غير ذلك من البدع التي اخترعوها ويجب منعهم من التظاهر بأعيادهم اهـ
2. Bughyat al-Mustarsyidin, Imam Sayyid ‘Abd al-Rahman bin Muhammad Ba’alawi, Hal. 248, Cet. al-Haramain :
حاصل ما ذكره العلماء في التزيي بزي الكفار أنه إما أن يتزيا بزيهم ميلاً إلى دينهم وقاصداً التشبه بهم في شعائر الكفر ، أو يمشي معهم إلى متعبداتهم فيكفر بذلك فيهما ، وإما أن لا يقصد كذلك بل يقصد التشبه بهم في شعائر العيد أو التوصل إلى معاملة جائزة معهم فيأثم ، وإما أن يتفق له من غير قصد فيكره كشد الرداء في الصلاة
3. al-Amru Bil-Ittiba’ Wa al-Nahyu ‘An al-Ibtida’, Imam Jalal al-Din al-Suyuthi, Hal. 141 dan 145-150, Cet. Dar Ibn al-Qayyim, 1410 H (1990 M) :
ومن البدع والمنكرات مشابهة الكفار وموافقتهم في أعيادهم ومواسمهم الملعونة كما يفعله كثير من جهلة المسلمين من مشاركة النصارى وموافقتهم فيما يفعلونه في خميس البيض الذي هو اكبر اعياد النصارى
ومما يفعله كثير من الناس في فصل الشتاء، ويزعمون أنه ميلاد عيسى عليه السلام، فجميع ما يصنع أيضاً في هذه الليالي من المنكرات، مثل: إيقاد النيران، وإحداث طعام، وشراء شمع، وغير ذلك؛ فإن اتخاذ هذه المواليد موسماً هو دين النصارى، وليس لذلك أصل في دين الإسلام. ولم يكن لهذا الميلاد ذكر في عهد السلف الماضين، بل أصله مأخوذ عن النصارى، وانضم إليه بسبب طبيعي، وهو كونه في الشتاء المناسب لإيقاد النيران. ثم إن النصارى تزعم أن يحيى عليه السلام بعد الميلاد بأيام عمد عيسى عليه السلام في ماء المعمودية، فهم يتعمدون - أعني النصارى، في هذا الوقت ويسمونه عيد الغطاس. وقد صار كثير من جُهل المسلمين يدخلون أولادهم الحمام في هذا الوقت، ويزعمون أن ذلك ينفع الولد. وهذا من دين النصارى، وهو من أقبح المنكرات المحرمة.
ومن ذلك أعياد اليهود أو غيرهم من الكافرين أو الأعاجم والأعراب الضالين، لا ينبغي للمسلم أن يتشبه بهم في شيء من ذلك، ولا يوافقهم عليه، قال الله تعالى لنبيه محمد : " ثم جعلناك على شريعة من الأمر فاتبعها ولا تتبع أهواء الذين لا يعلمون إنهم لن يغنوا عنك من الله شيئاً وإن الظالمين بعضهم أولياء بعض والله ولي المتقين . وأهواء الذين لا يعلمون هو ما يهوونه من الباطل، فإنه لا ينبغي للعالم أن يتبع الجاهل فيما يفعله من أهواء نفسه، قال تعالى لنبيه : ولئن اتبعت أهواءهم من بعد ما جاءك من العلم إنك إذا لمن الظالمين . فإذا كان هذا خطابه لنبيه ، فكيف حال غيره إذا وافق الجاهلين أو الكافرين وفعل كما يفعلون مما لم يأذن به الله ورسوله ويتابعهم فيما يختصون به من دينهم وتوابع دينهم؟ وترى كثيراً من علماء المسلمين الذين يعلمون العلم الظاهر، وهم منسلخون منه بالباطن، يصنعون ذلك مع الجاهلين في مواسم الكافرين بالتشبه بالكافرين، وقد جاء عن النبي أنه قال: " من أشد الناس عذاباً يوم القيامة عالم لم ينفعه الله بعلمه ".
والتشبه بالكافرين حرام وإن لم يقصد ما قصده، بدليل ما روي عن ابن عمر عن رسول الله : " من تشبه بقوم فهو منهم ". رواه أبو داود وغيره في السنن. فهذا الحديث أقر أحوالاً تقتضي تحريم التشبه بهم. روى عمر بن شعيب، عن أبيه، عن جده أن رسول الله قال: " ليس منا من تشبه بغيرنا، لا تشبهوا باليهود ولا النصارى ". وعن أبي هريرة رضي الله عنه، قال: قال رسول الله : خالفوا المشركين، احفوا الشوارب، وأعفوا اللحى فأمر رسول الله بمخالفة المشركين مطلقاً. وقال عمر بن الخطاب رضي الله عنه إياكم ورطانة الأعاجم، وأن تدخلوا على المشركين في كنائسهم. وقال عبد الله بن عمر: من بنى بأرض المشركين وصنع نيروزهم ومهرجانهم وتشبه بهم حتى يموت حُشر معهم يوم القيامة. وقد شرط عليهم عمر بن الخطاب رضي الله عنه أن لا يظهروا أعيادهم في بلاد المسلمين، فإذا كانوا ممنوعين من إظهار أعيادهم في بلادنا، فكيف يسع المسلم فعلها؟ هذا مما يقوي طمعهم وقلوبهم في إظهارها، وإنما منعوا من ذلك لما فيه من الفساد، إما لأنه معصية، وإما لأنه شعار الكفر. والمسلم ممنوع من ذلك كله. وقال عمر بن الخطاب رضي الله عنه: اجتنبوا أعداء الله في دينهم، فإن السخط ينزل عليهم. فموافقتهم في أعيادهم من أسباب سخط الله تعالى لأنه إما محدث وإما منسوخ. والمسلم لا يقر على واحد منها. وكما لا يحل التشبه بهم في أعيادهم، فلا يعان المسلم المتشبه بهم في ذلك، كما لا يحل بيع العنب لمن يعصرها خمراً. ومن صنع في أعيادهم دعوة لم يجب إليها، ومن أهدى من المسلمين هدية في هذه الأعياد مخالفة العادة، وهي مما فيه تشبه بهم، لم تقبل هديته.
4. Hasyiyah al-Syarwani ‘Ala Tuhfat al-Muhtaj Bi Syarh al-Minhaj, Imam ‘Abd al-Hamid al-Syarwani, Juz. IX, Hal. 212, Cet. Dar al-Fikr, Beirut, 1430 H (2009 M) :
يعزر من وافق الكفار في أعيادهم ومن يمسك الحية ومن يدخل النار ومن قال لذمي يا حاج ومن هنأه بعيده ومن يسمي زائر قبور الصالحين حاجا والساعي بالنميمة لكثرة إفسادها بين الناس
Tanbeh:
Untuk kepercayaan yahudi dan nasrani, tidak perlu kita hiraukan, karena mereka sendiri tidak yakin dengan kepercayaan ini. Allah berfirman menceritakan aqidah mereka Yang slalu ragu ragu dan kebimbangan sampai hari kiamat datang
Geutanyoe meulindoeng bak poe Tallah agar geupeujioeh geutanyoe dari peukara peukara yang jeut ke rusak iman amain yarabbal a'lamin
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Wallahu a'lam bissawab
Komentar