Masjid Baiturrahman Saksi Sejarah Aceh
MASJID BAITURRAHMAN SAKSI SEJARAH ACEH
Friday, Januari 02, 2021, Jumadil awal
Universitas Islam Dunia.
ditulis 0leh Waled Blang Jruen
03:56 Wib . Arabica Coffee
Kami sambil ngopi bareng di warkop Arabica Bercerita Tentan Masjid Baiturrah man telah menjadi simbol Nangroe Aceh Darussalam. Menelusuri sejarah masjid yang berada dijantung kuta Raja, ibarat melihat perjalanan bumi Serambi Mekah. Mulai masa kesultanan, penjajahan Belanda dan masa bersama Indonesia lengkap dengan pemberontakannya. Mulai Daerah Operasi Militer, perjanjian damai hingga tsunami. Rumah ibadah ini menyaksikan kesemuanya.
Ada versi cerita Masjid Raya Baiturrahman berdiri megah di jantung ibu kota Provinsi Aceh. Bergaya bak Masjid Nabawi di Madinah, rumah ibadah ini menjadi saksi bisu perjalanan Tanah Rencong. Selama Ramadan, masjid ini ramai dikunjungi warga yang melaksanakan salat atau menunggu waktu berbuka.
Dibangun pada tahun 1022 H/1612 M oleh Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam, Masjid Baiturrahman sudah mengalami beberapa kali mengalami renovasi. Perluasan dan penambahan kubah dilakukan. Sebelum menjadi indah seperti sekarang, masjid ini punya sejarah panjang.
Ketika Belanda menyatakan perang terhadap kerajaan Aceh pada 26 Maret 1873, para pejuang Tanah Rencong menjadikan masjid sebagai markas dan benteng pertahanan. Di sana, dijadikan tempat untuk mengatur strategi dan taktik perang. Para pahlawan seperti Teuku Umar dan Cut Nyak Dhien mengambil andil dalam mempertahkan keberadaan masjid Raya Baiturrahman.
Ada Versi cerita Masjid Raya Baiturrahman merupakan bangunan bersejarah masyarakat Aceh yang sangat terkenal baik di Indonesia maupun di luar Indonesia.Sejak masa terbangunnya masjid Baiturrahman dari zaman kolonial penjajahan Belanda tahun 1873 M sampai tragedi gempa bumi dan tsunami Aceh tahun 2004. Penyebab terjadinya transformasipada bentukkubah disebabkan oleh faktor kebutuhanyang terjadi pada masyarakat Aceh yang terdiri atas kegiatan hukum, sosial, politik, pendidikan, serta ekonomi. Transformasi terjadi pada bentuk tampak kubah masjid raya Yang dulunya Nama Pusat Kuta Raja kemudian setelah bergabung dengan Indonesia Masyarakat memangil dengan panggilan Masjid Baiturrahman Kota Banda Aceh mungkin Ini karena perubahan administrasi, Baiturrahman Banda Aceh. Transformasi yang bersifat tipologikal (geometri),yang mana dapat kita lihat pada penambahan bentuk kubahmasjid yang awal pendiriannya menggunakan kubah berjumlah satu sampai akhirnya berjumlah tujuh yang masih ada di masa sekarang
Tgk Syik mengisahkan tentang sejarah Aceh [1].
Tgk syik membicarakan setiap orang yang mau datang ke Masjid Walau Panas terik Kuta Raja serasa langsung enyah begitu kaki menginjak halaman masjid Baiturrahman. Udara dalam masjid berkubah lima ini sejuk. Lima pintu dan jendela yang lebar, kubah tinggi serta ruang dalam masjid yang luas membuat udara bergerak bebas dalam beberapa tahun kebelakang Proyek pelebaran dan peningkatan sarana dana prasarana ibadah di Masjid Raya yang akan selesai pada Juni 2017 mendatang, juga akan menambah daya tampung masjid dari 7.000 orang jamaah menjadi 15.000 orang jamaah, dan mungkin lebih dari itu.rumah ibadah ini baru saja tuntas berbenah dari kerusakan akibat tsunami. Sisa-sisa bencana itu tak terlihat lag.[2].
Pemerintah Aceh menggelontorkan anggaran senilai Rp 458 miliar untuk merenovasi Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Masjid kebanggaan rakyat Aceh yang menjadi salah satu masjid terindah dan bersejarah di dunia ini, landscape baru yang dibangun dan dibuat PT Waskita Karya, selaku kontraktor, PT Perent Jana Djaja, selaku konsultan perencana, dan PT Artifak Arkindo, selaku manajemen kontruksi, untuk Masjid Raya Baiturrahman, nantinya diharapkan akan memberikan kenyamanan dan ketenangan yang mendalam untuk beribadah. Pengalaman ini tidak akan bisa dilupakan kaum muslim di Aceh untuk selalu ingin datang dan beribadah di dalam masjid dan lingkungan Masjid Raya Baiturrahman yang semakin indah dengan halaman yang luas.
Tgk Syik Mengatakan bahwa setiap Peristiwa sejarah Aceh Baiturrahman Saksi yang telah melewati beberapa babak sejarah masyarakat Aceh. Masjid ini merupakan simbol Aceh. Perjalanan masjid ini juga merekam Jejak sejarah Aceh. Karena itu tak lengkap rasanya bila Kita berkunjung ke Aceh, tanpa memasuki halaman masjid berkubah lima ini dan sedikit mengenal sejarahnya rasanya belum lengkap dalam perjalanan ke Aceh. Masjid ini sudah berada di tengah kuta Raja sejak zaman kesultanan. Ada dua versi hikayat pendiriannya. Ada yang menyebut Sultan Alauddin Johan Mahmud Syah membangun masjid ini pada abad ke 13. Namun versi lain menyatakan Baiturahman didirikan pada abad 17, pada masa kejayaan pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Tak ada yang bisa memastikan mana yang benar. Tapi nama Baiturahman, menurut catatan sejarah, diberikan oleh Sultan Iskandar Muda. Pada masa itu masjid ini menjadi salah satu pusat pengembangan ajaran Islam wilayah kerajaan Aceh.
Perubahan fisik masjid menurut salah satu ketua koordinator masjid Baiturrahman Tgk Sanusi, mengikuti sejarah bumi serambi mekah. Bangunan sekarang bukan lagi bangunan zaman kesultanan. Pada masa kesultanan, gaya arsitektur Baiturahman mirip masjid-masjid tua di Pulau Jawa. Bangunan kayu dengan atap segi empat dan bertingkat.
tgk Syik mengatakan: “Kubahnya satu. Pada 1873, ini dibakar oleh Belanda. Mengapa dibakar, karena masjid dijadikan pusat kekuatan tentara Aceh melawan Belanda. Dan pada tahun 1873 itu terjadi pertempuran besar antara tentara Aceh dengan tentara Belanda. Terjadi tembak menembak. Sehingga demikian gugurlah perwira tinggi Belanda bernama Kohler”
Pertempuran di masjid ini dikenang lewat pembangunan prasasti Kohler pada halaman masjid. Letak prasasti di bawah pohon Geulempang, yang tumbuh di dekat salah satu gerbang masjid dibakar tambah marahlah rakyat Aceh dan tentara Aceh. Kemudian menuntut dibikin baru. Maka dibikin barulah empat tahun kemudian, mesjid yang baru satu kubah, kemudian konstruksinya dari beton”
Bangunan Arsitek Belanda
Peletakan batu pertama pembangunan kembali masjid dilakukan tahun 1879 oleh Tengku Malikul Adil, disaksikan oleh Gubernur Militer Hindia Belanda di Aceh saat itu, G. J. van der Heijden. Pembangunan mesjid ini dirancang arsitek Belanda keturunan Italia, De Brun. Bahan bangunan masjid sebagian didatangkan dari Penang - Malaysia, batu marmer dari Negeri Belanda, batu pualam untuk tangga dan lantai dari Cina, besi untuk jendela dari Belgia, kayu dari Birma.
Pembangunan kembali masjid dengan satu kubah, selesai dua tahun kemudian. Pada masa residen Y. Jongejans berkuasa di Aceh masjid ini kembali diperluas Kemudian setelah itu, masyarakat Aceh semakin besar, untuk mengupahi dan meredakan kemarahan rakyat Aceh maka masjid diperluas lagi kiri kanannya pada tiga tahun kemudian. Ditambahlah dua kubah lagi di atasnya sehingga menjadi tiga kubah” Belanda kemudian meninggalkan pulang ke negerinya Aceh. Bumi Nangroe beralih pada Indonesia. Berubah lagi Pada 1957, masa pemerintahan Soekarno, masjid ini kembali berubah. Dua kubah baru dibuat di bagian belakang. Dibangun pula dua menara dengan jumlah tiang mencapai 280 buah. Karena perluasan ini, menurut koordinator pengurus masjid tgk Sanusi , sejumlah toko di pasar Aceh yang berada di sekeliling mesjid tergusur Kembali koordinator pengurus masjid Baiturrahman diletakkanlah batu pertamanya oleh menteri agama KH Ilyas, kemudian dibangun kira-kira empat tahun. Bangunan berikutnya itu sudah sampai pada menara yang berikut ini. Tapi kerjasamanya dengan pemerintah Aceh. Waktu itu Gubernurnya Ali Hasymi. Kemudian pada tahun 80, bagian dalam masjid, 80-82, dalam rangka MTQ nasional di perbaiki, direnovasi bagian dalamnya diberi ornamen-ornamennya. Dan di depan itu diberi bupaleh”
Renovasi masjid yang dilakukan pemerintah Soekarno terjadi pada masa gerakan Darul Islam pimpinan Daud Beureueh. Sehingga banyak kalangan yang mengaitkan pembangunan itu sebagai usaha pemerintah meredam pemberontakan itu. Lima kubah juga dianggap mewakili Pancasila yang digagas Soekarno. Pada kurun 1992-1995, masjid kembali dipugar dan diperluas hingga memiliki tujuh buah kubah dan lima menara. Setelah dipugar, masjid itu mampu menampung 10.000 hingga 13.000 jemaah. Halaman masjid juga diperluas hingga menjadi 3,3 hektar.
Mempertahankan arsitektur asli
Semua pemugaran ini, menurut tgk syik dilakukan dengan mempertahankan arsitektur dan bentuk ornamen lama pada masa Belanda. Salah satu tiang peninggalan Belanda, ketika masjid masih berkubah satu, masih dipertahankan. Arsitektur masjid ini bercorak eklektik, yaitu gabungan berbagai unsur dan model terbaik dari berbagai negeri ini misalnya tampak pada tiga pintu bukaan serta jendela yang bisa berfungsi sebagai pintu masuk. Jendela ini dibentuk oleh empat tiang langsing silindris model arsitektur Moorish, yang banyak terdapat di masjid-masjid Afrika Utara dan Spanyol. Sementara bagian tengah ruang shalat berbentuk bujur sangkar, diatapi kubah utama yang bercorak bawang. Pucuknya dihiasi kubah, mirip masjid-masjid kuno di India pada jendela yang sekaligus menjadi pintu terdapat ukiran yang tampak kokoh dan indah. Untuk menambah kemegahan dan keindahan, masjid ini ditempatkan di tengah lapangan terbuka, sehingga semua bagian masjid jelas terlihat juga dari kejauhan.
Saksi bencana tsunami
Masjid Baiturrahman menjadi saksi darurat militer di Aceh, ketika muncul Gerakan Aceh Merdeka. Masjid ini menjadi tempat warga Aceh mengadu kepada Tuhan atas tanggungan beban konflik. Rumah ibadah ini juga menjadi sarana singgah pejabat pusat mengunjugi Aceh yang ketika itu tak aman Baiturrahman yang konon merupakan salah satu masjid terindah Asia Tenggara ini juga menjadi saksi bisu bencana tsunami. Bencana memilukan itu juga merusak sejumlah bagian masjid. Sebuah video tentang kedahsyatan tsunami menunjukkan ratusan orang naik ke masjid Baiturrahman. Mereka menyelamatkan diri sembari meneriakkan nama Tuhan. Allahuakbar, Allahuakbar.
Banyak warga Aceh selamat dari bencana berkat masjid ini. masyarakat bercerita bahwa setiap orang yang berlindung Masjid Baiturrahman selamat. Mereka tidak tahu lari ke mana, mereka larilah ke mesjid. Sehingga penuhlah masjid. Mereka yang lari ke mesjid alhamdulillah selamat. Kecuali yang tidak sampai. Ada yang di jalan, ada yang di pasar itu banyak yang jadi mayat. Masjid ini selama tiga empat hari penuh dengan orang-orang yang mencari keselamatan. Termasuk di tempat kita ini, dulu ini pakai karpet, karpetnya penuh dengan darah, kotor. Orang masuk ke masjid dengan ketakutan dan tak tahu lagi membasuh kaki, tidur di sini[3]
Tgk syik Menuturkan Masjid Sedikit Retak
Pada halaman masjid inilah berdiri posko bencana pertama pasca tsunami Desember 2004 tersebut. Masjid ini tangguh bertahan dari gempa dan terjangan air laut yang naik ke daratan. Hanya sedikit bangunan yang retak akibat gempa masjid secara struktural tidak mengalami kerusakan, tetapi kalau diteliti lebih lanjut, akibat gempa, bukan akibat tsunami itu terjadi keretakan-keretakan pada dak, sehingga kalau hujan besar terjadi kebocoran Kerusakan juga terjadi di ruang perpustakaan. Ribuan buku koleksi perpustakaan hampir sebagian besar hanyut atau terendam lumpur. Beberapa buku yang hanyut ke halaman belakang masjid, sempat diselamatkan. Gempa juga mengakibatkan pondasi mesjid turun pada beberapa tempat namun tidak begitu terlihat kerusakan parah hanya terjadi pada menara di halaman masjid, yang dikenal dengan sebutan tugu modal. Tugu modal merupakan sebuah monument yang menunjukkan Aceh pernah dinyatakan sebagai daerah modal dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Masjid Baiturrahman Saksi perdamaian
Pasca tsunami perdamaian datang. Masjid ini kembali menjadi bagian sejarah itu. Di masjid inilah warga menggelar doa khusus ketika delegasi Indonesia bertemu dengan wakil Gerakan Aceh Merdeka di Helsinki, Finlandia. Masjid ini pula yang menjadi saksi ketika pasca perjanjian damai, Aceh menggelar pemilihan kepala daerah secara langsung. Uji membaca Al Quran bagi calon Gubernur digelar dimasjid ini.
Pasca tsunami, kerusakan-kerusakan Masjid Baiturrahman diperbaiki. Sebagian dilakukan lewat sumbangan masyarakat tak lama setelah bencana. Perbaikan besar-besaran dilakukan lewat sumbangan lembaga donor, diantaranya Saudi Charity Campaign. Pengurus The Saudi Charity Campaign, Membuat fasilitas umum seperti tempat wudhu di sisi utara, bangunan barum penataan lansekap di sekitar bangunan, kolam, dan kolam itu juga sebagai monumen Semua itu menghabiskan dana Rp. 20 milyar. Pada 15 Januari lalu proses perbaikan dinyatakan resmi selesai. Kini masjid Baiturahman seolah habis bersolek, tampil cantik dan menawan.
Masjid Baiturrahman menyaksikan perubahan Aceh pasca tsunami dan perjanjian damai. Ketika syariah Islam berlaku di Serambi Mekah, kawasan masjid Baiturahman dinyatakan sebagai area terbatas. Hanya pengunjung yang menutup aurat sesuai hukum syariah boleh masuk halaman masjid. Namun dengan daya tarik dan keindahannya, pengunjung biasanya rela mematuhinya asal bisa melihat magnet Aceh ini dari dekat dan sampai disisni dulu alkisah tentang Masjid Baiturrahman Simbol Aceh karena hari pun sudah terlaulu sore sebentar lagi magrib Guru kita puningin Pulang ke Leubok Rusep untuk menjalankannya kewajiban rutinitas pengajian Kitab kuning kepada para santri , beliau tgk syik sangat mahir Mantiq, kalau Soal kitab Kuning seperti Mahally ini sambil berlari dia bisa mengajarkannya ini istahnya , Tgk syik salah satu murid Abu Panton yang mempunyai IQ tinggi sehingga beliau mengajar kan kitab kuning semasih di dayah panton labu kelasnya para Guru, bahkan murid beliau sudah para berhasil semua ada yang menjadi Ulama ,Mpu,dan pedagang akhir kata semoga tgk syik di beri umr panjang sehat badan, sehat pikiran agar berkesimnambungan dalam menjalankan tugan selaku empunya ilmu untuk mengajri manusia amin yarabbal alamin
Footnote
[1].tgk syik
[2].Bappeda aceh
[3].ibid
[4].masyarakat
Komentar